Monday, 6 January 2014

13 Apostles (Bagian 3)

Yakobus anak Zebedeus
Yakobus merupakan saudara Yohanes, anak Zebedeus dan Salome (Mat 27:56; Mrk 15:40). Kedua bersaudara itu disebut Boanerges atau anak-anak guruh (Mrk 3:17). Uittenbogaard (2011) menilai julukan ini diberikan oleh Yesus sebagaimana Dia memberi nama Petrus pada Simon, saudara Andreas. Namun, Uittenbogaard berpendapat penamaan ini bukan pujian. Istilah anak-anak guruh berarti asal bicara, tanpa ada tindakan nyata. Contohnya saat ke suatu desa Samaria, Yesus ditolak oleh penduduk setempat karena perjalananNya menuju Yerusalem. Kedua bersaudara ini asal bicara menawarkan diri kepada Yesus apa perlu mereka menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan penduduk desa tersebut. Tawaran itu berbuah teguran Yesus bagi mereka (Luk 9:51-55).
Pemanggilan keduanya dilakukan setelah pemanggilan Simon dan Andreas. Saat itu Yohanes dan Yakobus sedang bekerja membereskan jala di dalam perahu bersama ayahnya, Zebedeus, dan para pekerjanya, di tepi danau Galilea atau Genesaret (Mat 4:21-22; Mrk 1:18-20). Lukas mencatat bahwa kedua bersaudara ini merupakan teman Simon (Luk 5:10).
Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes sering tercatat mendapatkan kesempatan khusus bersama Yesus dibandingkan dengan murid-muridNya yang lain, misalnya menyaksikan Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk 5:37) dan dipermuliakan di atas sebuah gunung (Mat 17:1-13; Mrk 9:2-13; Luk 9:28-36), dan mereka menemani Yesus lebih jauh masuk ke Taman Getsemani (Mat 26:37-46).
Kedua anak Zedebeus ini disebutkan Markus mendatangi Yesus dan meminta untuk dijadikan murid yang terutama, tetapi permintaan itu tidak dikabulkan Yesus. Sepuluh murid yang lain sempat marah kepada Yakobus dan Yohanes karena permintaan itu (Mrk 10:35-45). Matius  mencatat bukan hanya Yakobus dan Yohanes sendiri yang datang kepada Yesus untuk mengajukan permintaan tersebut, melainkan bersama ibu mereka (Mat 20:20).
Markus mencatat Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes bertanya kepada Yesus mengenai akhir jaman. Saat itu mereka sedang berada di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah (Mrk 13:3). Pasca kebangkitan Yesus, Yakobus tercatat hadir saat Yesus beberapa kali menampakkan diri, di antaranya adalah saat bersama Simon Petrus, Tomas, Natanael, Yohanes, dan dua murid yang tidak disebutkan namanya, di danau Tiberias (Yoh 21:2). Yakobus juga hadir saat kenaikan Yesus dan Pentakosta.
Yakobus merupakan rasul pertama yang mati sebagai martir dan bersama Yudas Iskariot menjadi murid yang proses kematiannya tercatat dalam Alkitab. Atas perintah Herodes Agripa I, Yakobus dibunuh dengan pedang sekitar tahun 44 (Kis 12:2). Pada lokasi pembunuhan tersebut saat ini berdiri Gereja Santo Yakobus Armenia.
Berdasarkan tradisi, sebelum kematiannya di tanah Yudea, Yakobus sempat pergi ke Iberia (Spanyol) selama tujuh tahun untuk mengabarkan Injil. Namun ada keraguan mengenai kebenaran informasi kepergian Yakobus ke Spanyol ini. Tradisi gereja mula-mula mempercayai bahwa saat terjadi penganiayaan besar di Yerusalem hingga sebelum kematian Yakobus pada tahun 44, para rasul tidak meninggalkan Yerusalem (Kis 8:1b). Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menyatakan keinginannya menuju Spanyol (Rm 15:24). Sebelumnya Paulus menuliskan bahwa dia mencari tempat-tempat yang belum pernah mendengar Injil, karena tidak ingin membangun di dasar yang sudah diletakkan oleh orang lain (Rm 15:20). Dari surat Paulus ini dapat disimpulkan bahwa saat itu, sekitar tahun 58, belum ada seorang pun yang mengabarkan Injil di Spanyol.
Kembali pada tradisi yang berkembang di Spanyol, setelah kematiannya, para pengikut membawa jenazahnya ke Spanyol. Mereka mendarat di Padrón, pesisir Galicia, barat laut Spanyol, dan memakamkan Yakobus di daerah yang kemudian disebut Santiago de Compostela, masih tetap di daerah Galicia. Lokasi pasti pemakamannya tidak diketahui selama bertahun-tahun hingga pada tahun 813, saat biarawan Pelayo dan Todemiro dari Iria menemukannya. Di makam Yakobus tersebut didirikan sebuah basilika. Relik Yakobus di dalam basilika tersebut tersimpan bersama relik dua orang pengikutnya, Athanasius dan Theodorus.
Tradisi yang lain menyebutkan bahwa relik Yakobus disimpan dalam Basilika Santo Saturninus, Toulouse, Perancis.
Gereja Santo Yakobus Armenia, Yerusalem
Katedral Santiago de Compostela, Spanyol
Relikui berisi relik yang dipercaya milik Yakobus anak Zebedeus, yang tersimpan dalam Katedral Santiago de Compostela, Spanyol
Gereja Santo Saturninus, Toulouse, Perancis
Referensi
BibleWalks.com: Armenian Church, St. James. Diambil dari:  http://www.biblewalks.com/Sites/StJames.html
EWTN Global Catholic Network: St. James the Greater. Diambil dari: http://www.ewtn.com/library/MARY/08279B.HTM
Tolentino MA (2013) Santiago de Compostela: A must visit at least once in your lifetime. Diambil dari: http://catholicpilgrim.org/2013/11/10/santiago-de-compostela-a-must-visit-at-least-once-in-your-lifetime/
Uittenbogaard A (2011) Meaning and Etymology of the Name Boanerges. Diambil dari: http://www.abarim-publications.com/Meaning/Boanerges.html
UNESCO: Route of Santiago de Compostela. Diambil dari: http://whc.unesco.org/en/list/669/
Yohanes anak Zebedeus
Yohanes merupakan saudara Yakobus, anak Zebedeus dan Salome. Kedua disebut Boanerges atau anak guruh. Pemanggilan keduanya dilakukan setelah pemanggilan Simon dan Andreas. Saat itu Yohanes dan Yakobus sedang bekerja membereskan jala di dalam perahu bersama ayahnya, Zebedeus, dan para pekerjanya, di tepi danau Galilea atau Genesaret (Mat 4:21-22; Mrk 1:18-20). Lukas mencatat bahwa kedua bersaudara ini merupakan teman Simon (Luk 5:10).
Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes sering tercatat mendapatkan kesempatan khusus bersama Yesus dibandingkan dengan murid-muridNya yang lain, misalnya menyaksikan Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk 5:37) dan dipermuliakan di atas sebuah gunung (Mat 17:1-13; Mrk 9:2-13; Luk 9:28-36), dan mereka menemani Yesus lebih jauh masuk ke Taman Getsemani (Mat 26:37-46).
Kedua anak Zedebeus ini disebutkan Markus mendatangi Yesus dan meminta untuk dijadikan murid yang terutama, tetapi permintaan itu tidak dikabulkan Yesus. Sepuluh murid yang lain sempat marah kepada Yakobus dan Yohanes karena permintaan itu (Mrk 10:35-45). Matius  mencatat bukan hanya Yakobus dan Yohanes sendiri yang datang kepada Yesus untuk mengajukan permintaan tersebut, melainkan bersama ibu mereka (Mat 20:20).
Markus mencatat Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes bertanya kepada Yesus mengenai akhir jaman. Saat itu mereka sedang berada di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah (Mrk 13:3).
Yesus menyuruh dua muridnya, yaitu Simon Petrus dan Yohanes, untuk mencari tempat dan mempersiapkan perjamuan Paskah (Luk 22:7-13; Mrk 14:12-16).
Yohanes berada di dekat salib Yesus bersama dengan Maria ibu Yesus, Maria istri Klopas, dan Maria Magdalena. Saat itu Yesus menyerahkan ibuNya kepada Yohanes. (Yoh 19:25-27)
Bersama dengan Simon Petrus berlari ke makam setelah mendengar berita makam tersebut telah kosong dari Maria Magdalena. Yohanes mampu berlari lebih cepat daripada Simon Petrus sehingga sampai terlebih dulu. Setibanya di makam, Yohanes hanya melihat ke dalam makam, tetapi tidak masuk. Petrus yang datang kemudian memasuki makam tersebut dan menemukan kain kafan yang tergeletak di tanah dan kain peluh di tempat yang lain dalam kondisi tergulung. Yohanes menyusul masuk ke makam. Keduanya belum mengerti masalah kebangkitan dan akhirnya pulang ke rumah. (Yoh 20:1-10)
Pada kisah penampakan Yesus yang ketiga, Yohanes bersama dengan Simon Petrus, Tomas, Natanael, Yakobus, dan dua murid lainnya, berusaha menangkap ikan danau Tiberias. Semula mereka tidak dapat menangkap apa pun hingga seseorang di pinggir pantai memberikan arahan supaya melempar jala ke sebelah kanan perahu. Hasilnya, mereka mendapatkan tangkapan yang sangat luar biasa sehingga harus bersusah payah menarik jala hingga ke darat. Yohanes menuliskan bahwa dirinya orang pertama yang mengenali Yesus saat itu. (Yoh 21:1-14)
Yohanes hadir saat peristiwa kenaikan Yesus dan Pentakosta. Setelah kejadian tersebut, Yohanes tercatat beberapa kali melayani bersama Simon Petrus. Yohanes menemani Simon Petrus pergi ke Bait Allah dan menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di Gerbang Indah (Kis 3:1-10). Kejadian itu menarik minat orang banyak sehingga memberikan kesempatan keduanya, dengan Simon Petrus sebagai juru bicara, untuk menyampaikan testimoni mengenai Yesus. Pengajaran dan pemberitaan tentang Yesus ini menyebabkan keduanya ditangkap oleh kepala pengawal Bait Allah. Esok harinya, keduanya disidang di hadapan para pengemuka dan sesepuh Yahudi. Di hadapan sidang itu keduanya menimbulkan keheranan luar biasa akibat keberanian dan kemampuan orasi meskipun keduanya dikategorikan orang tidak berpendidikan formal. Karena tidak ada jalan untuk menjatuhkan hukuman, Simon Petrus dan Yohanes pun dilepaskan.
Terakhir kali Yohanes muncul dalam catatan Lukas adalah saat menemani Simon Petrus memberikan baptisan Roh Kudus kepada penduduk Samaria yang sebelumnya dilayani Filipus Pemberita Injil (Kis 8:14-25).
Paulus menyebut Yohanes sebagai salah satu dari tiga pilar jemaat Tuhan (Gal 2:9).
Tidak ada catatan lebih lanjut dalam Kitab Suci mengenai pelayanan Yohanes setelah itu, kecuali informasi lokasi penulisan Buku Wahyu. Ada pendapat Yohanes memulai misi pengabaran Injil di kalangan Yahudi di Partia, sebelum akhirnya ke Efesus dan mendirikan jemaat di sana. Pendapat ini didasarkan versi Latin judul surat pertama Yohanes dinyatakan sebagai surat Yohanes ke komunitas Kristen keturunan Yahudi di Partia. Pernyataan versi Latin yang dimulai setidaknya sejak masa Augustinus (354-430) ini banyak diragukan orang, terutama karena jika memang ditujukan untuk komunitas di Partia maka bahasa yang akan digunakan dalam surat tersebut bukan bahasa Grika, melainkan bahasa Aram.
Yohanes dikabarkan ada di Yerusalem untuk menghadiri sidang jemaat pada tahun 51 dan 62. Ada kemungkinan Yohanes mulai menetap di Asia Kecil setelah kematian Simon Petrus dan Paulus di Roma pada tahun 64. Berdasarkan tradisi, Yohanes membawa serta Maria ibu Yesus ke Efesus. Hal ini sesuai dengan amanat Yesus kepadanya untuk menjaga Maria (Yoh 19:26-27). Sebuah rumah batu kuno di Gunung Koressos (Gunung Bulbul), 9 km dari Efesus, dipercaya merupakan rumah yang ditinggali Maria saat itu. Maria lebih memilih tinggal di tempat yang sepi daripada di lingkungan yang padat penduduk. Rumah batu itu disucikan oleh kalangan Kristen dan Muslim.
Berdasarkan catatan Irenaeus, Eusebius, dan Hieronimus, Yohanes dibuang ke Pulau Patmos oleh Kaisar Domitianus (51-96) pada tahun 95. Di sebuah gua di pulau ini Yohanes menulis Buku Wahyu (Why 1:9). Berdasarkan tradisi, penulisan buku ini dibantu oleh Prokhorus, salah seorang dari tujuh diaken (Kis 6:5). Pada tahun 96, kaisar yang baru, Kaisar Nerva (30-98) menghapus hukuman pembuangan Yohanes. Yohanes pun kembali ke Efesus. Atas desakan jemaat di Efesus, Yohanes pun kemudian menulis Injilnya. Yohanes meninggal di Efesus pada tahun 100.
Selain kedua buku tersebut, Yohanes juga menulis tiga surat yang dimasukkan dalam jajaran dokumen Perjanjian Baru.
Yohanes dimakamkan di lereng Bukit Ayasuluk, Selçuk, sekitar 3,5 km dari Efesus. Tempat ini dipercaya merupakan lokasi Yohanes menulis Injil. Sebelumnya, Yohanes berpesan kepada para muridnya supaya kelak dia dimakamkan di tempat favoritnya tersebut. Yohanes menjadi rasul yang terakhir meninggal dan satu-satunya yang tidak menjadi martir.
Pada abad keempat, sebuah kapel dibangun di atas makam Yohanes. Kaisar Justinianus (527-565) membangun Basilika Santo Yohanes, menggantikan kapel tersebut pada tahun 550-565. Seiring turunnya perhatian terhadap Efesus dan adanya serangan tentara Arab, basilika ini pun runtuh. Seljuk Aydinoglu membangunnya kembali sebagai masjid pada tahun 1330. Bangunan tersebut kembali runtuh akibat serangan pasukan Timur Leng (1336-1405) pada tahun 1402. Gempa besar pada abad yang sama membuat bangunan semakin rata dengan tanah. Beberapa bagian, seperti pondasi batu dan dinding marken, telah direkonstruksi sebagian. Jika bangunan ini telah sepenuhnya direkonstruksi maka akan menjadi gereja terbesar ketujuh di dunia.
Rumah Perawan Maria, Efesus, Turki
Gua Wahyu, Patmos, Yunani
Reruntuhan Basilika Santo Yohanes, Selçuk, Turki. Di latar belakang tampak benteng Ayasuluk yang berada pada puncak bukit
Bagian makam Yohanes dalam situs Basilika Santo Yohanes, Selçuk, Turki
Pemandangan alam dari Bukit Ayasuluk, Selçuk, Turki
Referensi
BiblePlaces.com: Patmos. Diambil dari: http://www.bibleplaces.com/patmos.htm
Clarke A (1831) Commentary on the Bible. Diambil dari: http://www.sacred-texts.com/bib/cmt/clarke/jo1000.htm
Ephesus! History, Information and Pictures of Ephesus Ancient City: Basilica of St. John. Diambil dari: http://www.ephesus.us/ephesus/stjohn.htm
Erickson L (2011) On Ayasuluk Hill with St. John. Diambil dari: http://www.spiritualtravels.info/2011/02/21/on-ayasuluk-hill-with-st-john/
Hayes H (2009) Basilica of St. John, Ephesus. Diambil dari: http://www.sacred-destinations.com/turkey/ephesus-basilica-of-st-john
Long M (2010) Basilica of St. John, Selçuk, Turkey. Diambil dari: http://landlopers.com/2010/07/04/basilica-st-john-seluk-turkey/
Patty (2012) St. John’s Basilica. Diambil dari: http://www.sfpnn.com/st-johns-basilica/
UNESCO: The Historic Centre (Chorá) with the Monastery of Saint-John the Theologian and the Cave of the Apocalypse on the Island of Pátmos. Diambil dari: http://whc.unesco.org/en/list/942
Artikel terkait
13 Apostles (Bagian 1)
13 Apostles (Bagian 2)
13 Apostles (Bagian 4)
13 Apostles (Bagian 5)

Friday, 3 January 2014

13 Apostles (Bagian 2)

Andreas
Andreas adalah saudara Simon Petrus. Keduanya berasal dari Betsaida (Yoh 1:44)
Sebelum menjadi murid Yesus, Andreas merupakan salah satu dari dua murid Yohanes Pembaptis. Andreas disebutkan menjadi salah seorang murid pertama Yesus, bersama dengan seseorang yang tidak disebutkan namanya oleh Yohanes, sehari setelah pembaptisan Yesus di Betania (Yoh 1:35, 40). Karena itu, dalam tradisi Ortodoks, Andreas disebut Protokletos atau Yang Pertama Dipanggil. Andreas yang memperkenalkan Yesus kepada Simon Petrus (Yoh 1:41-42).  
Dalam kisah Yesus memberi makan 5000 orang, Andreas menemukan anak kecil dengan bekal lima roti dan dua ikan. (Yoh 6:8)
Ketika komunitas orang Yunani ingin bertemu Yesus melalui Filipus, Filipus berdiskusi dulu dengan Andreas sebelum akhirnya mereka berdua menginformasikan keinginan komunitas itu kepada Yesus. (Yoh 12:20-22)
Markus mencatat Andreas bersama Simon Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertanya kepada Yesus mengenai akhir jaman. Saat itu mereka sedang berada di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah (Mrk 13:3).
Setelah peristiwa kenaikan Yesus dan Pentakosta tidak ada informasi lebih lanjut mengenai pelayanan Andreas dalam Alkitab.
Eusebius dalam sejarah gerejanya mengutip perkataan Origenus bahwa Andreas menyebarkan Injil di Asia Kecil dan Skithia, daerah sekitar Eropa Timur dan Asia Tengah, sepanjang Laut Hitam, jauh ke utara menyusuri Sungai Dnieper hingga mencapai Kiev dan ke timur di Sungai Volga. Di Kiev, Andreas mendirikan salib di tempat yang saat ini berdiri Gereja Santo Andreas di Kiev. Nestorius, seorang biarawan Kiev yang hidup sekitar 1056-1114, menulis dalam tawarikhnya bahwa Andreas berkelana mencapai Novgorod, Rusia. Oleh karena itu, Andreas menjadi santo pelindung Ukraina, Romania, dan Rusia.
Berdasarkan tradisi, Andreas mendirikan jemaat di Bizantium (Konstantinopel) pada tahun 38, kemudian mengangkat Stakhis sebagai uskup. Keuskupan ini kemudian berkembang menjadi Patriarkat Konstantinopel, dengan Andreas sebagai santo pelindungnya. Keberadaan Andreas di Bizantium ini juga disebutkan dalam kitab apokrif Kisah Andreas, yang ditulis pada abad kedua. Hipolitus dari Roma menyebutkan Andreas mengabarkan Injil di Trakia, sekarang daerah perbatasan Bulgaria, Yunani, dan Turki. Basil dari Seleukia juga menyatakan hal yang sama dengan Hipolitus, dengan menambahkan misi di Skithia dan Akhaya.
Tradisi gereja di Georgia menyebutkan bahwa Andreas merupakan penyebar Injil pertama di daerah Georgia dan menjadi pendiri gereja di sana. Tradisi ini kemungkinan bersumber dari Bizantium, terutama pernyataan Niketas dari Paplagonia bahwa Andreas mengabarkan Injil pada orang-orang Iberia, Sarmatia, Tauria (?), dan Skithia, dan di setiap tempat dan kota di Laut Hitam, di utara maupun selatannya.
Tradisi di Siprus menyebutkan bahwa kapal yang membawa Andreas dari tanah Palestina ke Yunani sempat terdampar di Pulau Siprus. Dengan tongkatnya, Andreas memecah batu sehingga mengeluarkan air. Dengan air itu, dia menyembuhkan mata kapten kapal yang buta sebelah. Lokasi kapal terdampar tersebut di tanjung Karpaz, ujung timur laut Pulau Siprus. Di tempat itu didirikan Biara Rasul Andreas, yang merupakan situs penting Gereja Ortodoks Siprus. Pada tahun 2000-2003, UNDP melakukan pemugaran biara tersebut.
Andreas menjadi martir akibat penyaliban di kota Patras, Akhaya. Teks kuno seperti Kisah Andreas yang ditulis Gregorius dari Tours menggambarkan bahwa Andreas diikat, bukan dipaku di salib Latin (salib berbentuk t…). Tetapi dari tradisi yang berkembang menyebutkan bahwa bahwa salib Andreas berbentuk X, yang pada akhirnya lebih dikenal sebagai Salib Santo Andreas. Salib yang tidak lazim pada jaman itu dipilih oleh Andreas karena dia merasa tidak layak menggunakan salib yang memiliki bentuk sama dengan salib Yesus.
Penyaliban Andreas diperintahkan oleh Aigeatis, gubernur Patras, yang marah karena pelayanan Andreas. Di hadapan pengadilan, Andreas dipaksa mengingkari imannya, tetapi justru Andreas tetap mempertahankannya. Andreas pun diikat dengan tali pada salib selama tiga hari. Dalam kondisi tergantung tersebut, di antara rasa sakitnya, Andreas terus berkotbah mengenai kasih Yesus. Banyak orang yang mendengarnya menjadi percaya dan kemudian meminta sang gubernur membebaskan Andreas. Gubernur yang melihat kelompok massa tersebut tidak berniat menolak tuntutan itu dan memerintahkan supaya tali pengikat Andreas dilepas. Sayang sekali, saat tali terakhir diputus, tubuh Andreas lunglai jatuh ke tanah dan orang banyak itu menemukannya meninggal. Andreas meninggal pada 30 November 69 dan dimakamkan di Patras.
Sebuah gereja kecil didirikan pada 1836-1843 pada titik lokasi Andreas mati menjadi martir. Di sisi kanan gereja terdapat sebuah sumur yang disebut Piges Dimitras (Mata Air Dimitra), yang merupakan sumber air minum Andreas saat mengajar di daerah itu.
Hieronimus mencatat bahwa relik Andreas sempat dipindahkan dari Patras ke Konstantinopel atas perintah kaisar Romawi Konstantius II sekitar tahun 357 dan disimpan dalam Gereja Para Rasul Suci. Pada tahun 1208, karena adanya penjarahan di Konstantinopel, sebagian besar relik Andreas dibawa ke Amalfi, Italia, oleh Kardinal Petrus dari Kapua dan disemayamkan dalam ruang bawah tanah sebuah katedral di kota itu. Relik tengkorak masih ada di Konstantinopel hingga dipindahkan ke Roma pada tahun 1462 dan disimpan di Basilika Santo Petrus. Relik ini dikembalikan ke Patras oleh Paus Paulus VI pada September 1964. Saat ini, gereja di Patras telah menyimpan relik berupa tulang jemari, tengkorak (bagian atas), dan bagian salib Andreas.
Salib Andreas sempat diambil dari Yunani oleh pasukan salib dan disimpan dalam Gereja Santo Viktorius, Marseilles. Pada 19 Januari 1980, salib tersebut dikembalikan ke Patras oleh uskup agung Marseilles, Roger Etchegaray. Selama Juli 2013, relik salib Andreas berada di Moskow, Kiev, dan Minsk untuk peringatan 1025 tahun masuknya kekristenan ke Rusia.
Sementara itu, berdasarkan legenda, pada tahun 345, Regulus membawa relik Andreas dari Konstantinopel hingga ke Fife, Skotlandia. Tradisi lain menyebutkan relik dibawa dari Roma oleh Agustinus pada tahun 597 ke Skotlandia, sebagai bagian dari misinya ke daerah Britania. Pada 732, relik dipindahkan dari Hexham ke Kirrymont (sekarang St Andrews), Fife. Relik yang terdiri dari gigi, tempurung lutut, tulang lengan, dan jari, disemayamkan dalam sebuah katedral. Keberadaan relik di katedral tersebut menjadikannya salah satu tempat ziarah yang populer di Eropa saat itu. Tetapi, pada 14 Juni 1559, Katedral Santo Andreas, termasuk relik di dalamnya, dihancurkan oleh gerakan reformasi protestan yang dipimpin John Knox.  
Pada 1879, relik Andreas berupa tulang belikat diberikan oleh Uskup Agung Amalfi untuk Katedral Metropolitan Santa Maria di Edinburgh. Pada April 1969, relik yang lain berupa fragmen tengkorak diberikan oleh Paus Paulus VI untuk disemayamkan dalam katedral tersebut.
Relik Andreas juga disimpan di Gereja Santo Andreas dan Santo Albertus, Warsawa, Polandia. Relik ditempatkan di gereja kecil ini sejak 2003. Dua biara di Gunung Athos, Yunani, diketahui menyimpan relik Andreas, yaitu Biara Vatopedi yang menyimpan lengan kanan dan Biara Xistrou yang menyimpan fragmen tulang tengkorak. Selain itu, masih ada beberapa lokasi yang menyimpan relik-relik kecil Andreas.
Biara Rasul Andreas, Karpaz, Siprus
Gereja Santo Andreas, Kiev, Ukraina
Gereja Santo Andreas, gereja lama, Patras, Yunani
Piges Dimitras (sumur) di Gereja Santo Andreas, gereja lama, Patras, Yunani
Katedral Santo Andreas, Amalfi, Italia
Basilika Santo Andreas, Patras, Yunani
Relikui berisi relik fragmen tengkorak dan salib Andreas di Basilika Santo Andreas, Patras, Yunani
Relikui berisi relik Andreas di Basilika Santo Andreas, Patras, Yunani
Reruntuhan Katedral Santo Andreas, Fife, Skotlandia
Katedral Metropolitan Santa Maria, Edinburgh, Skotlandia
Relik Andreas dalam Katedral Metropolitan Santa Maria, Edinburgh, Skotlandia
Gereja Santo Andreas dan Santo Albertus, Warsawa, Polandia
Biara Vatopedi, Gunung Athos, Yunani
Relik lengan kanan Andreas di Biara Vatopedi, Gunung Athos, Yunani
Biara Xistrou, Karyes, Gunung Athos, Yunani
Relik fragmen tengkorak Andreas di Biara Xistrou, Gunung Athos, Yunani
Jemaat mencium salib Andreas di Katedral Kazan St Petersburg, Rusia, 11 Juli 2013
Referensi
BiblePath.com: The Apostle Andrew. Diambil dari: http://www.biblepath.com/andrew.html
Catholic Herald Archive (1964) Catholics up RELIC RETURNED 100 per cent TO 'GREECE THE skull of St. Andrew, the 'martyred Patron Saint of. Diambil dari: http://archive.catholicherald.co.uk/article/2nd-october-1964/9/catholics-up-relic-returned-100-per-cent-to-greece
Discover Greece: The History of the Cross of the Apostle Andrew. Diambil dari: http://www.discovergreece.ru/History-of-the-Cross-of-the-Apostle-Andrew
Fox News (2013) Thousands queue in Russia to see religious relic. Diambil dari: http://www.foxnews.com/world/2013/07/13/thousands-queue-in-russia-to-see-religious-relic/
Frangos G (2010) Holy Relics kept at Athonite Monasteries. Diambil dari: http://holymountain-agionoros.blogspot.com/2010/11/0038-holy-relics-kept-at-athonite.html
Historic Scotland: Investigating St. Andrews Cathedral. Diambil dari: http://www.historic-scotland.gov.uk/inv-st-andrews-cathedral.pdf
Interfax (2013) More than 1 million believers venerate St. Andrew's Cross in Russia, Ukraine, Belarus. Diambil dari: http://www.interfax-religion.com/?act=dujour&div=208
Orthodox Word (2010) St. Andrew the First-called Apostle. Diambil dari: http://orthodoxword.wordpress.com/2010/11/29/st-andrew-the-first-called-apostle/
PatrasInfo.com: Saint Andrew’s Church Patras. Diambil dari: http://www.patrasinfo.com/en/saint-andrews-church-patras
Sacred Destinations: Amalfi Cathedral. Diambil dari: http://www.sacred-destinations.com/italy/amalfi-cathedral
Saints Peter and Paul Serbian Orthodox Church: St Andrew Cathedral Patras – Greece. Diambil dari: http://www.atlantaserbs.com/learnmore/monasteries_and_towns/StAndrew-Greece.htm
Sanidopoulos J (2010) The Skete of Saint Andrew in Karyes, Mount Athos. Diambil dari: http://www.johnsanidopoulos.com/2010/11/skete-of-saint-andrew-in-karyes-mount.html
St Mary’s RC Cathedral: National Shrine of Saint Andrew. Diambil dari: http://www.stmaryscathedral.co.uk/standrew.html
Turnbull MTRB (2010) A History of St Andrew. Diambil dari: http://www.scotland.org/features/the-history-of-saint-andrew-of-scotland
Turnbull MTRB (2009) Saint Andrew. Diambil dari: http://www.bbc.co.uk/religion/religions/christianity/saints/andrew.shtml
UNDP Projects Database: Repair and Renovation of Ancillary Buildings and Landscaping around Apostolos Andreas Monastery. Diambil dari: http://mirror.undp.org/cyprus/projects/project_details.asp?ProjectID=70
Artikel terkait
13 Apostles (Bagian 1)
13 Apostles (Bagian 3)
13 Apostles (Bagian 4)
13 Apostles (Bagian 5)

Thursday, 2 January 2014

13 Apostles (Bagian 1)

Murid-murid pertama dipanggil menurut Yohanes adalah Andreas, seorang murid Yohanes Pembaptis yang tidak disebutkan namanya (Yohanes anak Zebedeus?), Simon Petrus, Filipus, dan Natanael. Sedangkan tiga penulis yang lain menyebutkan Simon Petrus, Andreas, dan dua anak Zebedeus merupakan para murid yang pertama, yang dipanggil saat bekerja menangkap ikan.
Berikut daftar 12 murid Yesus menurut masing-masing penulis Injil:
Matius
(Mat 10:2-3)
Markus
(Mrk 3:16-19)
Lukas
(Luk 6:14-16)
Yohanes*
Simon Petrus
Simon Petrus
Simon Petrus
Andreas
Andreas, saudara Simon
Yakobus anak Zebedeus
Andreas, saudara Simon
Simon Petrus
Yakobus anak Zebedeus
Yohanes anak Zebedeus
Yakobus
Filipus
Yohanes anak Zebedeus
Andreas
Yohanes
Natanael
Filipus
Filipus
Filipus
Tomas Didimus
Bartolomeus
Bartolomeus
Bartolomeus
Yudas Iskariot
Tomas**
Matius
Matius
Yohanes**
Matius, pemungut cukai
Tomas
Tomas
Yakobus**
Yakobus anak Alfeus
Yakobus anak Alfeus
Yakobus anak Alfeus

Tadeus
Tadeus
Simon orang Zelot

Simon orang Zelot
Simon orang Zelot
Yudas anak Yakobus

Yudas Iskariot
Yudas Iskariot
Yudas Iskariot

*) Yohanes tidak pernah memberikan daftar lengkap 12 murid Yesus. Dalam daftar ini hanya nama yang pernah disebut dalam Injil ditulisnya. Nama tersebut ada dalam ayat yang berbeda.
**) Yohanes tidak menyebutkan nama tetapi hanya anak-anak Zebedeus (Yoh 21:2)

Simon Petrus

Simon adalah saudara Andreas, anak Yohanes (Yoh 1:42) atau Yunus (Mat 16:17). Yesus memberikan nama Kefas (Petrus) kepadanya (Yoh 1:42). Kedua bersaudara ini berasal dari Betsaida (Yoh 1:44). Simon Petrus disebutkan memiliki mertua yang tinggal di Kapernaum (Mat 8:14-15; Mrk 1:29-31; Luk 4:38-39). Istri Simon Petrus disebutkan ikut aktif dalam perjalanan pelayanan suaminya (1 Kor 9:8). Klemen dari Aleksandria mencatat bahwa istri Simon Petrus juga menjadi martir di saat yang hampir bersamaan dengan suaminya. Simon Petrus disebutkan sempat menguatkan hati istrinya yang akan menghadapi kematiannya. Klemen juga memiliki catatan bahwa Simon Petrus memiliki anak. Kemungkinan figur istri yang baik, yang disebutkan Simon Petrus dalam suratnya didasarkan pada figur istrinya sendiri (1 Ptr 3:1-12).
Paulus menyebutkan Simon Petrus memiliki rumah di Yerusalem. Paulus pernah menginap di situ selama 15 hari sekembalinya ke Yerusalem, setelah tiga tahun berada di tanah Arab dan Damsyik pasca pertobatannya (Gal 1:18).
Simon Petrus dipanggil saat bekerja menangkap ikan bersama Andreas, saudaranya, di Danau Galilea. Yesus memanggil mereka berdua untuk menjadi penjala manusia (Mat 4:18; Mrk 1:16-18; Luk 5:1-11). Tetapi menurut Yohanes, Andreas yang mengenalkan Simon Petrus kepada Yesus (Yoh 1:40-42). Lukas menuliskan bahwa saat itu Yesus naik ke perahu Simon Petrus dan mengajar orang banyak dari atas perahu tersebut. Selanjutnya Yesus meminta Simon Petrus untuk melempar jala. Simon Petrus semula mengeluh karena sebelumnya mereka tidak mendapatkan apa-apa hari itu, tetapi akhirnya dilakukannya juga. Hasilnya, sejumlah besar ikan pun terjaring sehingga jala mereka hampir koyak dan perahu nyaris tenggelam. Simon Petrus ketakutan dan meminta Yesus menjauhinya karena merasa sebagai orang yang berdosa. Tetapi Yesus menenangkan dan justru mengajaknya menjadi muridNya. (Luk 5:1-11)
Saat banyak pengikut yang mundur karena kecewa, Petrus yang bertahan bersama 11 murid lainnya membuat pengakuan bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah (Yoh 6:67-69). Matius dan Markus mencatat peristiwa ini terjadi di Kaisarea Filipi. Menurut Matius, Markus, dan Lukas, Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:13-20; Mrk 8:29; Luk 9:20).
Simon Petrus bersama Yakobus dan Yohanes sering tercatat mendapatkan kesempatan khusus bersama Yesus dibandingkan dengan murid-muridNya yang lain, misalnya menyaksikan Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk 5:37) dan dipermuliakan di atas sebuah gunung (Mat 17:1-13; Mrk 9:2-13; Luk 9:28-36), dan mereka menemani Yesus lebih jauh masuk ke Taman Getsemani (Mat 26:37-46).
Ketika Yesus menyatakan bahwa diriNya harus ke Yerusalem untuk menanggung banyak penderitaan, Simon Petrus menarikNya dan berkata bahwa sekali-sekali hal itu tidak akan terjadi. Yesus memarahi Simon Petrus dengan kata-kata keras. (Mat 16:21-23; Mrk 8:31-33)
Simon Petrus tercatat jelas dua kali mengajukan pertanyaan kepada Yesus, antara lain mengenai pengampunan (Mat 18:21) dan upah mengikut Yesus (Mat 19:27; Mrk 10:28-31; Luk 18:28-30).
Dalam peristiwa Yesus berjalan di atas air, Matius mencatat bahwa Simon sempat memberanikan diri turun dan berjalan di atas air meskipun pada akhirnya terjatuh tenggelam akibat rasa takutnya sendiri (Mat 14:22-32).
Yesus meminta Simon Petrus untuk memancing ikan untuk mendapatkan uang empat dirham di dalamnya. Kemudian uang itu digunakan untuk membayar bea Bait Allah, masing-masing dua dirham untuk Yesus dan Simon Petrus sendiri. (Mat 17:24-27)
Markus mencatat Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes bertanya kepada Yesus mengenai akhir jaman. Saat itu mereka sedang berada di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah (Mrk 13:3).
Yesus menyuruh dua muridnya, yaitu Simon Petrus dan Yohanes, untuk mencari tempat dan mempersiapkan perjamuan Paskah (Luk 22:7-13; Mrk 14:12-16).
Saat peristiwa Yesus membasuh kaki murid-muridNya, Petrus semula menolak untuk dibasuh kakinya oleh Yesus, tetapi kemudian justru meminta dibasuh kepala dan tangannya. Permintaan Petrus ditolak oleh Yesus. Yesus hanya membasuh kaki. (Yoh 13:6-11)
Yesus menyatakan bahwa Petrus akan menyangkalNya tiga kali sebelum ayam berkokok (Yoh 13:38). Yohanes dan Lukas mencatat pernyataan Yesus tersebut diucapkan saat perjamuan (Luk 22:31-34), sedangkan Matius dan Markus mencatat pernyataan tersebut dilontarkan saat Yesus berjalan bersama para muridnya menuju Bukit Zaitun, setelah perjamuan selesai (Mat 26:30-35; Mrk 14:26-31). Setibanya di Taman Getsemani, Yesus hanya mengajak Simon Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk masuk lebih dalam ke taman (Mat 26:37; Mrk 14:33).
Saat peristiwa penangkap Yesus, Simon Petrus sempat memotong telinga kanan Malkhus, seorang hamba Imam Besar, saat peristiwa penangkapan Yesus di taman Getsemani (Yoh 18:10-11)
Setelah penangkapan Yesus, Simon Petrus bersama dengan seorang murid (Yohanes?) mengikuti hingga istana Imam Besar. Murid yang mengenal Imam Besar masuk hingga halaman istana, tetapi Simon Petrus hanya menunggu di luar dekat pintu. Di sini Simon Petrus menyangkal peryataan seorang hamba perempuan penjaga pintu yang mengenalinya bersama Yesus. Dalam cuaca yang dingin, Simon Petrus ikut berdiang dekat api bersama hamba dan penjaga Bait Allah. Orang-orang itu mengenali Simon Petrus sebagai salah satu murid Yesus. Simon Petrus menyangkal pernyataan itu. Seorang yang merupakan keluarga Malkhus menyatakan melihat Simon Petrus bersama Yesus di taman Getsemani. Simon Petrus juga menyangkal pernyataan ini dan ketika itu ayam jantan pun berkokok (Yoh 18:12-27). Berdasarkan tradisi, lokasi imam besar Kayafas, tempat Yesus dipenjara setelah penangkapanNya, saat ini menjadi Gereja Santo Petrus Galikantu (Latin: Gallicantu, artinya ayam berkokok).
Saat dini hari kebangkitan Yesus, Yohanes mencatat bahwa dia berlari bersama Simon Petrus ke makam setelah mendengar berita makam tersebut telah kosong dari Maria Magdalena. Simon Petrus datang lebih lambat dari Yohanes, tetapi dia yang masuk ke makam terlebih (Yoh 20:1-10). Lukas memberikan catatan yang sedikit berbeda mengenai hal ini. Lukas menuliskan hanya Simon Petrus yang bergegas pergi ke makam setelah mendengar berita kebangkitan dari para perempuan yang  kembali setelah makam (Luk 24:12). Di tempat yang dipercaya menjadi makam dan lokasi penyaliban Yesus saat ini berdiri Gereja Makam Suci.
Pada kisah penampakan Yesus yang ketiga, Simon Petrus bersama dengan Tomas, Natanael, Yakobus, Yohanes, dan dua murid lainnya, berusaha menangkap ikan danau Tiberias. Semula mereka tidak dapat menangkap apa pun hingga seseorang di pinggir pantai memberikan arahan supaya melempar jala ke sebelah kanan perahu. Hasilnya, mereka mendapatkan tangkapan yang sangat luar biasa sehingga harus bersusah payah menarik jala hingga ke darat. Yohanes menuliskan bahwa dirinya orang pertama yang mengenali Yesus saat itu. Mendengar hal itu, Simon Petrus segera mengenakan pakaiannya dan terjun berenang ke arah Yesus. (Yoh 21:1-14)
Setelah sarapan ikan dan roti di tepi danau Tiberias tersebut, terjadi perbincangan antara Yesus dan Simon Petrus. Yesus mengajukan tiga pertanyaan yang sama mengenai besar kasih Simon Petrus kepada diriNya. Tiga kali pula Simon Petrus menjawab, meskipun sempat merasa frustrasi karena merasa Yesus meragukan dirinya hingga mengajukan pertanyaan yang sama secara berulang. Yesus pun berpesan supaya Simon Petrus menggembalakan domba-dombaNya. Pada waktu itu juga Yesus bernubuat mengenai bagaimana Simon Petrus mati, yaitu dengan tangan direntangkan dan dibawa ke tempat yang tidak dikehendakinya. (Yoh 21:15-19)
Simon Petrus disebutkan bersama dengan para rasul yang lain saat menyaksikan Yesus terangkat ke surga di Bukit Zaitun (Kis 1:12-13). Di lokasi kenaikan Yesus ini adalah didirikan Kapel Kenaikan. Saat ini kapel tersebut di bawah kepemilikan kaum Muslim. Di lantai kapel terdapat sebuat batu yang dipercaya merupakan bekas telapak kaki kanan Yesus. Bagian dengan bekas telapak kaki kiri telah dipindahkan ke dalam Masjid Al-Aqsa pada abad pertengahan.
Saat masa penantian, pasca kenaikan Yesus, Petrus mengusulkan penggantian posisi Yudas Iskariot untuk menggenapkan jumlah 12 rasul (Kis 1:18-22). Saat Pentakosta, Petrus memberikan penjelasan dan kesaksian kepada orang-orang Yahudi yang heran melihat apa yang terjadi (2:1-40). Petrus, ditemani Yohanes, selanjutnya berbicara di Serambi Salomo, Bait Allah (3:11-26), di hadapan Mahkamah Agama (4:5-20). Bersama Yohanes, Petrus memberikan baptisan Roh Kudus kepada orang-orang percaya di Samaria (8:14-25).
Lukas mencatat beberapa mujizat yang khusus dilakukan Petrus seperti menyembuhkan orang lumpuh di Gerbang Indah, Bait Allah (3:1-10), menghukum Ananias dan Safira karena ketidakjujurannya (5:1-10), menyembuhkan banyak orang dengan bayangannya (5:15), menyembuhkan Eneas yang telah lumpuh selama delapan tahun di Lida (9:32-34), membangkitkan Tabita Dorkas di Yope (9:36-41).
Saat di Yope, Petrus mendapat visi untuk menjangkau seluruh bangsa. Setelah itu Petrus mengajar dan membaptis Kornelius, seorang perwira Romawi, beserta seisi rumahnya di Kaisarea (10). Petrus selanjutnya memberikan penjelasan mengenai pertobatan untuk bangsa di luar Yahudi ini  di Yerusalem, khususnya kepada golongan bersunat (11:1-18).
Setelah membunuh Yakobus, saudara Yohanes, Raja Herodes Agripa I melihat bahwa banyak warga Yahudi yang senang dengan tindakannya tersebut. Dia pun melanjutkan aksinya dengan menangkap Petrus. Petrus dijaga ekstra ketat. Meskipun demikian, dengan bantuan malaikat, Petrus dapat melepaskan diri (12:1-17). Setelah malaikat Tuhan meninggalkannya di jalan, Simon Petrus memutuskan untuk pergi ke rumah Maria ibu Yohanes Markus di Yerusalem. Saat itu banyak orang sedang berkumpul di situ untuk mendoakan keselamatan Simon Petrus. Dia mengetuk pintu gerbang rumah Maria. Pelayan rumah yang bernama Rode mendengar suara Simon Petrus, tetapi tidak segera membuka pintu gerbang. Karena terlalu senang, Rode justru berlari masuk memberitahukan kedatangan Simon Petrus kepada orang-orang yang sedang berkumpul itu. Mereka semua menganggap Rode mengigau. Tetapi karena Simon Petrus terus menerus mengetuk pintu gerbang, mereka pun bersama-sama keluar, membuka pintu gerbang, dan tercengang melihatnya. Simon Petrus menceritakan pengalamannya terlepas dari penjara dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu, kemungkinan keluar dari Yerusalem. Dia berpesan untuk menyampaikan cerita pembebasannya ini ke Yakobus dan yang lainnya (Kis 12:3-17).
Paulus menyebutkan Simon Petrus melayani di Antiokhia (sekarang Antakya, Turki) (Gal 2:11) dan sebagai salah satu dari tiga pilar jemaat Tuhan (Gal 2:9). Berdasarkan tradisi, jemaat di Antiokhia dibangun Simon Petrus pada tahun 34. Di sini dapat ditemukan sebuah gereja dalam gua, yang dipercaya dibangun oleh Simon Petrus. Gereja tersebut terletak dekat Gunung Habibi Neccar, dengan ketinggian ruang 7 meter dan kedalaman 13 meter.
Paulus dan Barnabas menyusul melayani di sini dan sempat terjadi konflik di dalam jemaat Simon Petrus dan Paulus terkait masalah sunat untuk anggota jemaat pria yang bukan berasal dari Yahudi. Konflik ini akhirnya diselesaikan dalam Sidang Yerusalem yang dipimpin dengan bijaksana oleh Yakobus.
Setelah berada di Antiokhia selama tujuh tahun, akhirnya Simon Petrus pergi ke Roma. Jemaat di Antiokhia diserahkan kepada Euodius.
Berdasarkan kitab apokrif Kisah Petrus, Simon Petrus melarikan diri keluar dari Roma untuk menghindari eksekusi. Tetapi di luar kota, dia bertemu Yesus yang berjalan mengarah ke Roma. Di sinilah berasal kalimat yang sangat terkenal “Quo vadis, Domine?” atau “Mau ke mana, Tuhan?”. Yesus menjawab diriNya akan ke Roma untuk disalibkan kembali. Mendengar ini Simon Petrus pun memutuskan kembali ke kota untuk menyongsong kematiannya sebagai martir.
Berdasarkan tradisi, Peter dikabarkan meninggal karena disalibkan di Roma atas perintah Kaisar Nero, antara tahun 64-67. Margherita Guarducci, pemimpin penelitian penemuan kembali makam Simon Petrus di Basilika Santo Petrus, Roma, pada 1963-1968, menduga kuat Simon Petrus meninggal pada 13 Oktober 64, saat perayaan sepuluh tahun pengangkatan Nero menjadi kaisar Romawi. Waktu itu sekitar tiga bulan setelah kebakaran besar di Roma, yang pelakunya dituduhkan pada komunitas Kristen. Origenus menuliskan bahwa penyaliban Simon Petrus dilakukan dengan posisi kepala di bawah atas permintaannya sendiri karena merasa tidak layak disalibkan dalam posisi yang sama dengan Yesus. Tradisi Katolik menyebutkan titik penyaliban Simon Petrus tersebut ada di Kapel Klementinus dalam Basilika Santo Petrus.
Jenasah Simon Petrus kemudian dimakamkan di sekitar Jalan Kornelia, di kaki Bukit Vatikan. Pada awal masa penganiayaan Kaisar Valerianus sekitar tahun 258, reliknya sempat dipindahkan ke Jalan Appia dan disemayamkan bersama relik Paulus, di tempat yang sekarang menjadi Gereja Santo Sebastianus, Roma. Relik Simon Petrus kemudian dikembalikan ke tempat pemakamannya semula. Kaisar Konstantinus Agung membangun sebuah basilika megah di atas pemakaman tersebut.   
Pada 24 November 2013, Paus Fransiskus menunjukkan kepada publik relik yang diduga milik Simon Petrus. Relik tersebut terdiri dari delapan fragmen tulang, masing-masing sepanjang 2-3 cm, yang selanjutnya disimpan dalam kotak perunggu. Relik tersebut ditemukan saat penggalian area pemakaman di bawah altar utama Basilika Santo Petrus, Roma, pada sekitar 1939. Saat itu ditemukan sebuah nisan dan peti dengan ukiran huruf Grika “Petros eni” atau “Petrus di sini”. Menurut Margherita Guarducci, salah seorang pekerja ekskavasi memasukkan tulang yang ditemukan dalam peti tersebut ke dalam sebuah kotak. Pada tahun 1968, Paus Paulus VI menyatakan bahwa tulang tersebut adalah milik Simon Petrus, berdasarkan proses identifikasi yang dapat dipertimbangkan kebenarannya.
Reruntuhan rumah Petrus di Kapernaum
house2.jpg
Pemandangan udara reruntuhan rumah Petrus (kiri atas) dan sinagoga (kanan bawah)
Bagian utama Gereja Rumah Santo Petrus, Kapernaum, dengan jendela lantai dari kaca di atas reruntuhan rumah Petrus
Reruntuhan sinagoga di Kapernaum pada era Yesus (Mrk 1:21)
Danau Galilea dan Kapernaum
Pemandangan kota tua Yerusalem dari Bukit Zaitun (Mrk 13:3)
Bukit Zaitun
Rumah yang dipercaya lantai atasnya menjadi tempat perjamuan Paskah Yesus beserta para muridNya
Pohon zaitun tua dalam Taman Getsemani
Gereja Santo Petrus Galikantu, Yerusalem
Jalan Sengsara (Via Dolorosa), Yerusalem
Gereja Makam Suci, Yerusalem
Kapel Kenaikan, Yerusalem
Batu Kenaikan di dalam Kapel Kenaikan, Yerusalem
Gereja Gua Santo Petrus, Antakya, Turki
Basilika Santo Petrus, Vatikan
Kapel Klementinus, Basilika Santo Petrus, Vatikan
Gereja Santo Sebastianus, Roma
Paus Fransiskus dan relikui tembaga yang berisi fragmen tulang yang dipercaya milik Simon Petrus, 24 November 2013

Referensi

Glatz C (2013) Pope Venerates Apostle’s Relics, Urges People Focus on Christ. Diambil dari: http://www.catholicregister.org/faith/item/17251-pope-venerates-apostles-relics-urges-people-focus-on-christ
Hayes H (2009) Cave Church of St. Peter, Antioch. Diambil dari: http://www.sacred-destinations.com/turkey/antioch-cave-church-of-peter
Hayes H (2010) Chapel of the Ascension, Jerusalem. Diambil dari: http://www.sacred-destinations.com/israel/jerusalem-chapel-of-ascension
Holy Land Sites Review – Biblewalks.com http://www.biblewalks.com
Smith Jr HB (2007) Three Woes!. Diambil dari: http://www.biblearchaeology.org/post/2007/08/Three-Woes!.aspx
Thavis J (2007) US Writer Follows Varied Path Around Globe to Tombs of Apostles. Diambil dari: http://www.catholicnews.com/data/stories/cns/0702569.htm
The Patriarchate of Antioch: Founded by Saints Peter and Paul. Diambil dari: http://www.antiochian.org/patofant
Winfield N (2013) Pope Puts St. Peter’s Relics on Display, Reviving Scientific Debate. Retrieving from: http://www.nbcnews.com/science/pope-puts-st-peters-relics-display-reviving-scientific-debate-2D11650786
Artikel terkait
13 Apostles (Bagian 2)
13 Apostles (Bagian 3)
13 Apostles (Bagian 4)
13 Apostles (Bagian 5)
Riwayat revisi
160212: Perbaikan isi tabel; penambahan gambar reruntuhan rumah Petrus dari Associates for Biblical Research