Saturday, 4 August 2018

Soekarno, Penerima Gelar Doktor HC Terbanyak

Barangkali tiada yang menandingi Soekarno dalam peraihan gelar doktor honoris causa atau Dr HC. Ia menerima 26 gelar Dr HC. Luar biasa! Dibandingkan dengan masa berkuasanya yang 22 tahun, jumlah gelar yang diterima lebih banyak. Dari 26 gelar itu, 19 gelar diperoleh dari sejumlah universitas di Amerika Serikat, Amerika Latin, Asia, Eropa, dan hanya tujuh gelar dari universitas di dalam negeri. Ini menandakan kiprah Soekarno dihormati di dunia. Gelarnya pun dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari bidang hukum, politik, kemasyarakatan, teknik, hubungan internasional, filsafat, hingga ilmu tauhid.
Gelar pertama diperolehnya pada 1951 dari Far Eastern University Manila, Filipina, dan UGM, Yogyakarta. Terbanyak diterima Soekarno pada 1956, yaitu tujuh, semuanya dari universitas di luar negeri; lima kali pada 1960 (semuanya dari universitas di luar negeri), dan pada 1964 (3 dari universitas luar negeri dan 2 dari universitas dalam negeri); tiga kali pada 1959 yang semuanya dari luar negeri. Gelar terakhir diperoleh Soekarno dari Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam upacara di Istana Negara pada 3 Agustus 1965 dengan promotor Prof Ny Baroroh-Baried. 
"Dua puluh enam kali saya mendapat gelar honoris causa, tetapi baru kali ini dari seorang promotor wanita," kata Soekarno saat berpidato. Prof Baroroh-Baried menyatakan Soekarno dinilai berhasil memperjuangkan falsafat ilmu tauhid dengan menggali revolusi Islam dan menerapkannya di bidang kenegaraan dan kemasyarakatan. "Tauhid adalah jiwa, bukan ilmu bagi saya," kata Soekarno, "Saya merasakan Tuhan di mana-mana, tetapi satu. Tuhan menyerapi segala sesuatu seperti aether. Tuhan lebih dari itu, dalam atom aether pun ada. Tuhan tak ada batasnya, jadi tak ada permulaan pun tak ada akhirnya."
Segudang gelar Dr HC itu menandakan Soekarno memiliki reputasi yang membanggakan Indonesia. Semasa memimpin negeri ini, ia mampu membangun marwah (dignity) bangsa, sekaligus memelopori perjuangan rakyat terjajah untuk melawan penindasan kolonial dan imperialis. Sederet gelar Dr HC itu amat pantas. Berbeda dengan banyak orang masa kini yang menjadikan gelar untuk pamer. (SSD)
Kompas, Sabtu, 3 Agustus 2018

No comments:

Post a Comment