Jamblang selama ini dikenal sebagai salah satu pojok toleransi di Cirebon. Coba tengok Wihara Dharma Rhakita di Desa Jamblang yang dibangun sekitar abad ke-15. Satu kayu wuwungan kelenteng itu berasal dari pohon yang sama dengan kayu untuk membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa pada 1480.
Konon, pohon besar itu hanya bisa dipotong oleh Njoo Kiet Tjit atau dikenal Ki Buyut Cigoler. Ia lalu meminta sepotong balok untuk membangun kelenteng di Jamblang. Sunan Gunung Jati, pimpinan Cirebon kala itu, mengizinkan. "Meski penyebar agama Islam, beliau menghormati budaya dan agama lain," kata Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat.
Dikutip dari: Abdullah Fikri Ashri, "Saat Toleransi 'Kota Wali' (Kembali) Terusik", Kompas, Minggu, 20 Oktober 2019, halaman 9
No comments:
Post a Comment