Hasil penelitian Institut Riset Kanker (ICR) London, Inggris, menunjukkan adanya kaitan antara tingkat cahaya yang tinggi di area tempat tidur malam dan kecenderungan obesitas pada perempuan. Pengujian dilakukan terhadap 113.000 perempuan dari beragam usia, yang diberi pertanyaan mengenai tingkat cahaya di ruang tidur malam. Tingkat pencahayaan tersebut dibagi menjadi empat:
- Cukup terang untuk membaca
- Cukup terang untuk melihat keseluruhan area ruang tidur, tetapi tidak dapat untuk membaca
- Cukup terang untuk melihat tangan di depan kita, tetapi tidak dapat melihat keseluruhan area ruang tidur
- Terlalu gelap untuk melihat tangan atau menggunakan masker penutup mata
Jawaban kemudian dibandingkan dengan parameter obesitas seperti indeks massa tubuh, rasio pinggang-pinggul, dan lingkar pinggang. Hasil diperoleh bahwa perempuan dengan tingkat pencahayaan tinggi memiliki nilai yang lebih tinggi pada semua parameter obesitas tersebut.
Sejauh ini masih belum ada bukti bahwa tidur dalam kamar tidur gelap dapat menurunkan berat badan dan perlu dilakukan investigasi lebih lanjut. Meskipun demikian, dengan hasil penelitian ini, tidak ada salahnya mencoba tidur di ruang gelap.
Penjelasan yang paling mungkin mengenai hal ini adalah cahaya yang mengganggu jam biologis tubuh. Cahaya dapat mempengaruhi suasana hati, kekuatan fisik, dan pengolahan makanan dalam siklus 24 jam. Selain itu, cahaya juga menghambat produksi hormon tidur, melatonin.
Referensi
Gallagher J (2014) Light Bedrooms ‘Link to Obesity’. BBC News Health, 29 Mei 2014. http://www.bbc.com/news/health-27617615 Diakses 30 Mei 2014
McFadden E, Jones ME, Schoemaker MJ, Ashworth A, Swerdlow AJ (2014) The relationship between obesity and exposure to light at night: cross-sectional analyses of over 100,000 women in the breakthrough generation study. Am. J. Epidemiol. Doi: 10.1093/aje/kwu119. Dipublikasikan online pertama kali pada 28 Mei 2014
No comments:
Post a Comment