Rhoma Irama
Saat jelang pilgub DKI Jakarta, Rhoma Irama sempat berceramah tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Salah satu isi ceramahnya menyebutkan meski Jokowi beragama Islam, tetapi orang tuanya nonmuslim. (Aziza, 2012; Ramadhan, 2012)
Rhoma Irama bersama Soneta Grup saat kampanye untuk Prabowo-Hatta di Pamekasan, Kamis (19/6/2014). (Kompas/Taufiqurrahman)
Saat kampanye Presiden 2014, Rhoma Irama menjadi jurkam Prabowo Subianto. Sesuai dengan pernyataan Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, ibu mereka, yaitu Dora Marie Sigar, adalah seorang Kristen Protestan hingga akhir hayatnya (Tombeg, 2014). Hasyim sendiri juga seorang Nasrani (Kompas, Minggu, 22 Juni 2014).
Amien Rais
Amien Rais dikenal sebagai tokoh yang paling vokal menghujat Soeharto pada 1998 dan setelahnya. Probosoetedjo dalam bukunya Habis Manis Sepah Dibuang menyebutkan bahwa sebelumnya Amien Rais dekat dengan Cendana. Contoh kedekatannya antara lain Soeharto ikut andil membantu dan mendukung Amien Rais menjadi Ketua Umum Muhammadiyah dalam Muktamar Muhammadiyah di Aceh pada 1995. (Nugrahanto, 2014)
Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais (memegang mikrofon) menyampaikan sambutan dalam deklarasi Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan wakil presiden di Rumah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Senin (19/5/2014). (Kompas/Fathur Rochman)
Dalam kampanye capres, Amien Rais dan partainya menjadi pendukung Prabowo. Dalam acara rapat pimpinan nasional Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri, Selasa, 3 Juni 2014, Prabowo menjanjikan pengangkatan Soeharto menjadi Pahlawan Nasional (Purnomo, 2014).
Spanduk bergambar mantan Presiden Soeharto terpasang di posko Djoko Santoso Center 328 di Jakarta Pusat, saat deklarasi mendukung capres-cawapres Prabowo-Hatta Rajasa di Jakarta Pusat, Senin (2/6/2014). (Tribunnews/Herudin)
Keluarga Cendana yang diwakili Probosutedjo dan Titiek Suharto tegas menyebutkan keberpihakannya pada pasangan Prabowo-Hatta (Pratomo, 2014). Belum ada komentar dari Amien Rais mengenai hal ini.
Kasus kedua, Amien Rais disebutkan pernah meminta Prabowo diajukan ke mahkamah militer terkait kasus penculikan 1998. Bukannya mengklarifikasi, Amien Rais justru menantang pembuktian pernyataan itu, bahkan dengan janji akan melakukan jalan kaki Yogyakarta-Jakarta pergi pulang jika ada bukti kliping koran, rekaman video atau televisi yang memuat dirinya pernah memojokkan Prabowo (Zakaria, 2014). Apesnya, ternyata bukti ditemukan. Bukti pertama dari harian Republika 24 Juni 1998 dengan kepala berita "Amien Rais: Prabowo harus Dimahmilkan". Bukti kedua diperoleh dari harian Kompas 4 Agustus 1998 yang di dalamnya mengutip pernyataan Amien Rais yang menuduh Prabowo sebagai salah satu yang bertanggung jawab dalam kasus penculikan 1998 (Laisila, 2014). Kecaman pun semakin gencar...
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla pernah meremehkan pasangannya saat ini, Jokowi. JK menyebutkan negeri ini bisa kacau jika Jokowi jadi presiden karena kurangnya pengalaman. Waktu itu memang Jokowi baru menjabat gubernur DKI 2-3 bulan, namun sudah ada wacana untuk mengusungnya menjadi capres (Ikhbal, 2014).
Jusuf Kalla. (Tribunnews/Herudin)
Uniknya saat ini justru JK dijadikan Jokowi menjadi pendampingnya. Mungkin karena Jokowi sangat memerlukan dukungan JK yang sudah sangat berpengalaman memimpin negeri.
Ruhut Sitompul
Pengacara dan politisi Partai Demokrat ini selalu saja memiliki cara untuk mencaci maki lawan politiknya. Jokowi termasuk salah satu yang sering diserangnya, baik saat menjadi Gubernur DKI hingga masa-masa awal pencapresan. Merdeka.com menyebutkan setidaknya ada lima caci maki yang pernah dilontarkan Ruhut kepada Jokowi, antara lain Jakarta makin semrawut, hanya pencitraan, bakal teler urus Jakarta, tidak pantas jadi gubernur, dan tidak level jadi capres (Syafirdi, 2013). Bahkan Ruhut pernah menantang Jokowi debat terbuka saat menyikapi tingginya elektabilitas Jokowi dalam berbagai hasil survey (Akuntono, 2013).
Ruhut Sitompul. (Kompas/Sabrina Asril)
Namun tiba-tiba, pada 23 Juni 2014 Ruhut mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK. Alasan Ruhut karena pasangan nomor 2 ini tidak melecehkan pemerintahan SBY sebagaimana dilakukan oleh Prabowo-Hatta. Dia juga menyebutkan bahwa tindakannya ini atas persetujuan SBY, meski kemudian SBY mengaku tidak pernah memberikan persetujuan tersebut. Bahkan pada akhirnya Partai Demokrat menyatakan dukungan pada Prabowo-Hatta.
Tanggapan Jokowi? "Artinya pasti ada sesuatu kenapa beliau itu dulu sering nyerang. Kemudian berbalik. Tanyakan ke sana. Ooo, ternyata Jokowi memang... Hehehe saya nggak ngerti," jelas Jokowi.
Orang ini apa tidak bikin kisruh antarpendukung capres nih?
Referensi
No comments:
Post a Comment