Monday, 28 September 2015

Sedna

Penemuan Sedna pada 2003 membelalakan mata manusia. Banyak hal yang manusia tak tahu tentang rumahnya, tata surya.

Sedna adalah planet katai. Bedanya dengan teman sejenisnya, Pluto, jarak Sedna terhadap Matahari sangat jauh. Jarak terjauh Pluto ke Matahari masih kalah jauh dari jarak terdekat Sedna ke Matahari.

Citra artis permukaan Sedna yang merah dan menjadikannya obyek termerah kedua di tata surya setelah Mars. Sedna ditemukan Mike Brown, astronom Institut Teknologi California, dan rekan pada 2003 menggunakan teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar, San Diego, Amerika Serikat. (Sumber: space.com)

Bentuk lintasan Sedna pun sangat elips. Akibatnya, rentang jarak terdekat dan terjauh Sedna ke Matahari berkisar 76-990 unit astronomi (UA) atau jarak rata-rata Bumi-Matahari. Bandingkan dengan Pluto yang hanya 29-49 UA.

Pluto dan planet katai lain umumnya terletak di daerah Sabuk Kuiper. Namun, Sedna ada di bagian dalam Awan Oort, bagian yang lebih luar dari tata surya. Jika Pluto butuh 248 tahun untuk satu kali mengelilingi Matahari, Sedna butuh 11.400 tahun.

Benda langit yang biasanya terletak di Awan Oort adalah gumpalan batu berselimut es yang jadi cikal bakal komet. Namun, Sedna bukan komet karena diameternya lebih dari 1.000 kilometer dan bentuknya cukup bulat.

Kejanggalan karakter orbit dan ukuran Sedna membuat sejumlah astronom bertanya-tanya dari mana sejatinya Sedna berasal?

Orbit Sedna dan sejumlah benda lain di bagian dalam Awan Oort, seperti 2012 VP113, yang janggal terjadi karena ada gangguan obyek bermassa besar di tepian tata surya atau dari sistem bintang lain. Itu menarik benda-benda tersebut menjauh dari Matahari. Wujud obyek pengganggu itu bisa berupa planet besar di Awan Oort yang belum diketahui, bintang tetangga Matahari, atau kumpulan bintang lain yang lahir bersama Matahari sebagai gugus bintang.

Dugaan lain, justru Mataharilah yang menyambar Sedna dari bintang lain saat kedua bintang itu berdekatan. Perkiraan lain, Sedna semula berada  di Sabuk Kuiper, tetapi kemudian terdorong ke Awan Oort saat sebuah planet besar pada masa lalu yang ada di dekat Matahari tertendang ke tepi tata surya. Saat ini, planet itu mungkin sudah keluar dari tata surya atau di pinggiran ekstrem tata surya.

Apa pun prediksi manusia, tantangan terbesarnya adalah membuktikan dugaan itu. Menguak tabir misteri tata surya. (MZW)

Seputar Sedna

1. Dewi Laut Arktik

Sedna adalah nama dewi laut di kawasan Arktik atau Kutub Utara. Ia diyakini penjaga keberadaan anjing laut, walrus, kan, paus, dan sejumlah binatang laut lain yang diburu masyarakat Inuit. Mitologi dewi berkepala manusia dan berkaki ikan itu cocok menggambarkan keberadaan Sedna yang ada di lingkungan berselimut es di Awan Oort.

2. Awan Oort

Tata surya dibagi jadi empat wilayah, yaitu daerah planet dalam yang berupa planet kebumian (Merkurius, Venus, Bumi, Mars), planet luar berupa planet gas (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus), Sabuk Kuiper yang berisi banyak planet katai (Pluto, Eris, dll) dan Awan Oort yang merupakan daerah asal komet. Awan Oort yang berbentuk bola merupakan lintasan terluar tata surya yang berbatasan dengan daerah bintang lain.

(Sumber: Universe Today)

3. Siang nan redup

Jarak yang jauh membuat Matahari terlihat sebagai bintik kecil dari permukaan Sedna. Saat ini, Sedna berjarak 12,8 miliar kilometer, bandingkan dengan Pluto yang hanya 5,9 miliar kilometer. Jarak jauh membuat detail permukaan Sedna sulit diidentifikasi.

4. Orbit yang pipih

Tak hanya jauh, orbit Sedna dan 2012 VP113 sangat elips dibandingkan dengan planet katai lain. Kedua obyek itu bisa diamati karena sedang berada pada jarak yang dekat dengan Matahari. Titik terdekat Sedna ke Matahari sejauh 76 kali jarak Bumi-Matahari akan tercapai tahun 2076.

5. Ukuran dan bentuk

Selain jauh, diameter Sedna sangat kecil. Perhitungan pasti belum diketahui. Namun, diameter Sedna diperkirakan 1.000-2.250 kilometer. Bentuknya pun cukup bulat yang menunjukkan gaya gravitasinya cukup besar. Ukuran dan bentuknya itulah yang membuat Sedna diyakini bukan termasuk komet meski berada di Awan Oort.

(Sumber: NASA Science)

Sumber: www.planetary.org, web.gps.caltech.edu, www.nature.com, sci.esa.int, www.aoi.com.au, hubblesite.org

Kompas, Minggu, 27 September 2015

No comments:

Post a Comment