Monday, 12 October 2020

Alkitab Kristen

Oleh SAMSUDIN BERLIAN

Bagi Muslim, Alkitab adalah nama lain Alquran. Arti harfiahnya cukup jelas: Sang Buku. Itulah sebutan yang cocok untuk Buku Sejati. Bukunya buku. Rajanya buku. Itulah kitab suci umat yang diturunkan Tuhan sendiri.

Pemaknaan Yahudi dan Kristen terhadap kitab suci tidak sama dengan itu. Konsep awalnya pun sudah beda. Yahudi dan Kristen tidak mengenal ajaran turunnya kitab suci. Tulisan-tulisan itu suci karena disucikan, bukan karena diturunkan Tuhan dari surga. Penulisnya dan penyuntingnya adalah manusia dengan segala keterbatasan pengetahuannya, dan bahkan kekeliruannya. Perbedaan konsep awal ini, belum lagi perbedaan definisi istilah-istilah lain, masih sering menjadi pusar ketidakpahaman dan kebingungan dalam percakapan antar-agama.

Agama Yahudi menyebut kitab sucinya TNK (dibaca Tanak). TNK singkatan dari Torah, Nebi’im, Ketubim. Torah (Taurat) berarti pengajaran, tuntunan, atau hukum; terdiri dari lima kitab yang berisi kisah penciptaan Adam sampai tibanya bangsa Israel di perbatasan negeri perjanjian Kanaan di bawah kepemimpinan Musa. Nebi’im atau Nevi’im (Nabi-Nabi) harfiah berarti jurubicara, terdiri dari delapan kitab yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi kisah masuknya Israel ke tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua (Yusak) sampai dihancurkannya Yerusalem oleh Babel pada 587 SM. Bagian kedua berisi kisah dan ucapan para nabi pada masa-masa itu. Ketubim (Kitab-Kitab) harfiah berarti tulisan-tulisan, terdiri dari 11 kitab yang berisi kisah-kisah pembangunan kembali Yerusalem dan Bait Sucinya serta kitab-kitab lain seperti Mazmur/Zabur dan Ayub. Itulah “Alkitab” orang Yahudi yang menjadi baku pada kira-kira 100 M.

Kristen di Indonesia menyebut kitab sucinya Alkitab yang terdiri dari dua bagian, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Disebut Perjanjian karena Kristen memahami Alkitab sebagai tulisan yang berisi janji-janji Tuhan dan penggenapannya untuk memelihara dan menyelamatkan manusia, serta janji-janji manusia dan pelanggarannya untuk setia dan hidup menurut bimbingan-Nya. Kitab-kitab Perjanjian Lama Kristen Protestan adalah sama persis dengan TNK, hanya urutannya berbeda. Perjanjian Lama Kristen Katolik berisi Tanak dan tujuh kitab lain yang dikenal dengan nama Deuterokanonika. Perjanjian Baru terdiri dari 27 tulisan yang terbagi menjadi lima bagian: empat kitab Injil, satu kisah murid-murid Yesus yang dipanggil rasul-rasul, 13 surat Rasul Paulus, delapan surat umum, dan satu kitab Wahyu.

Ikut memperkeruh adalah definisi-definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menyesatkan. Misalnya, untuk Injil, definisi versi Kristen adalah “salah satu bagian dari kitab suci agama Kristen…; Perjanjian Baru”. Masalah pertama, ini adalah definisi “kitab-kitab Injil” bukan “Injil”. Kedua, hanya bagian pertama definisi itu yang bisa dianggap tepat. Bagian kedua “Perjanjian Baru” adalah definisi keliru sebab kitab-kitab Injil hanya salah satu bagian dari Perjanjian Baru. Tambahan lagi, Kristen biasa memakai kata Injil bukan dalam konteks kitab, melainkan dalam arti harfiah dari kata Yunani Euanggelion, Kabar Baik, yakni kabar turunnya Tuhan secara manusiawi ke dalam dunia untuk menolong manusia berdosa yang telah gagal menyelamatkan diri sendiri.

Untuk lema Taurat, ada definisi yang seolah-olah Kristen, “kitab Perjanjian Lama, terutama Pentateukh (lima buah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.)…”. Perjanjian Lama dan Pentateukh adalah istilah Kristen, tapi definisinya bukan. Bagi Kristen (dan Yahudi), Pentateukh  adalah istilah lain untuk kelima kitab Taurat yang tidak “diturunkan” melainkan dituliskan. Dan kepada nama Musa tidak disematkan “a.s.”.

Wanted: Definisi yang menangkap nuansa makna pada kata dan istilah Alkitab, Injil, kitab Injil, Nabi, Rasul, Firman, dll.

Kompas, Selasa, 13 Oktober 2020, halaman 5

No comments:

Post a Comment