Pagi itu, Sang Guru sedang mengajar dalam sinagoga di Yerusalem. Kondisi di luar yang tenang seketika berubah menjadi ramai ketika sekelompok pria datang dan berkerumun di depan sinagoga. Di tengah kerumunan itu, seorang wanita menangis terisak memohon ampun dan berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Pria yang memegangi salah satu lengan wanita itu mencampakkannya ke tanah.
Sang Guru berjalan keluar sinagoga. Para murid dan umat mengikutinya. Dari antara kelompok di luar gedung, keluar seorang pria memberikan salam, yang kemudian dibalas Sang Guru. Dari pakaiannya, orang ini pastilah seorang petinggi Yahudi. “Wanita ini tertangkap basah melakukan zinah,” katanya kepada Sang Guru, sambil menuding wanita yang meringkuk di tanah.
“Dan, menurut hukum, dia harus dirajam,” lanjut si pemuka agama. “Bagaimana menurut Anda, Guru?”
Tanpa menjawab, Sang Guru mengambil napas panjang dan kemudian berjongkok, menulis di tanah dengan jari telunjuknya. Kerumunan massa mulai ribut melihat tindakan Sang Guru. Para murid dan orang-orang yang tadinya ada di dalam sinagoga pun heran dengan yang dilakukan Gurunya itu.
“Guru, mengapa diam saja? Apa yang harus kami lakukan?” tanya si pemuka agama.
Akhirnya, Sang Guru berdiri, menatap ke arah kerumunan dan berkata “Yang merasa tidak pernah berbuat salah silakan menjadi yang pertama melempar batu ke wanita itu untuk menghukumnya.” Setelah itu, Sang Guru kembali berjongkok dan menulis di tanah.
Siapa yang tidak pernah berbuat salah? Mana mungkin ada orang yang tidak pernah berbuat salah? Semua orang saling memandang satu sama lain. Seseorang melepas batu sebesar dua kepalan dari genggamannya ke tanah, bukan ke arah wanita yang akan dirajam, dan kemudian berbalik dan meninggalkan tempat itu. Aksi ini diikuti oleh yang lain dan kerumunan massa itu pun bubar. Si pemuka agama tampak kikuk dan kemudian juga memutuskan untuk pergi.
Sang Guru mendongak dan melihat ke arah tempat kerumunan yang kini hanya menyisakan wanita yang dituduh berzinah. “Loh? Ke mana orang-orang itu? Mereka tidak jadi menghukummu?” tanya Sang Guru.
“Mereka semua sudah pergi, Guru. Dan, tidak ada yang menhukumku,” kata wanita itu.
“Ya sudah, aku pun tidak akan menghukummu. Pulanglah dan jangan berbuat dosa lagi,” jawab Sang Guru sambil tersenyum.
Kisah Yesus dan perempuan berzinah dalam lukisan bergaya Tiongkok dan Korea
No comments:
Post a Comment