Salah Farah adalah pahlawan sekaligus syuhada sejati. Desember lalu, dengan gagah berani, dia bersama sejumlah orang lainnya melawan ancaman todongan senjata gerombolan teroris Al-Shabab.
Salah Farah (VOA/Jill Craig)
Saat itu, bus yang ditumpanginya dibajak di tengah perjalanan dari Mandera menuju Nairobi, Kenya. Provinsi Mandera berada dekat perbatasan Kenya dengan Somalia dan Etiopia.
"Bunuh kami atau jika tidak pergi saja kalian," tantang Farah. Bersama beberapa orang lainnya, sesama penumpang bus, Farah yang bekerja sebagai guru di kota pantai, Malindi, menolak kemauan para pembajak bersenjata.
Para milisi Al-Shabab itu memaksa penumpang bus untuk memisahkan diri berdasarkan agama yang dianut, Islam dan Kristen. Hal ini dilakukan untuk memuluskan rencana kelompok itu mengeksekusi warga Kristen.
Namun, dengan gagah berani Farah berdiri menjadi tameng hidup. Bersama beberapa penumpang Muslim lainnya, Farah nekat melindungi penumpang beragama Kristen dari pembantaian.
Para teroris marah. Mereka lalu menembak Farah di bagian pinggang. Dia terluka parah akibat keberaniannya itu.
Pada Minggu (17/1), Farah meninggal dunia ketika tengah menjalani pembedahan di Rumah Sakit Nairobi. Tim dokter tidak mampu untuk menyelamatkan nyawanya.
Dua hari kemudian, Selasa (19/1), Farah dimakamkan di kota Mandera, timur laut Kenya. Dia meninggalkan seorang istri dan empat anak.
Semangat hidup
Selama beberapa pekan setelah insiden berdarah itu, Farah sempat dirawat dan menunjukkan semangat hidup yang sangat tinggi. Dia bahkan beberapa kali diwawancarai oleh sejumlah media massa internasional. Aksi kepahlawanan yang dilakukannya mendapat perhatian dunia.
Kepada stasiun televisi BBC dari Inggris, Farah menceritakan saat-saat mencekam berada di bawah ancaman moncong senapan. "Mereka bilang kalau engkau seorang Muslim, maka kalian akan selamat," ujar Farah mengenang pernyataan para milisi ketika itu.
Dalam wawancara, Farah juga menyampaikan keyakinan dan prinsip hidupnya yang mulia. Menurut dia, semua orang harus bisa hidup damai bersama-sama, tak peduli apa agama yang dianutnya. "Kita semua bersaudara. Hanya masalah agama yang membedakan kita," ujarnya.
"Dengan begitu, saya meminta semua saudara saya sesama Muslim untuk menjaga saudara Kristen kita sehingga mereka juga bisa melakukan hal yang sama kepada kita. Dengan demikian, kita bisa saling bantu dan hidup dalam kedamaian," ujarnya kepada stasiun radio Voice of America, awal bulan ini.
Kematian Farah membuat banyak pihak di Kenya berduka. Para pelayat datang berkumpul di pemakamannya. Mereka bersedih dan datang untuk mendoakan Farah.
Pahlawan sejati
Sebagai bentuk belasungkawa sekaligus penghormatan, jenazah Farah diterbangkan menuju lokasi peristirahatannya yang terakhir dengan helikopter kepolisian Kenya. "Dia adalah seorang pahlawan sejati. Dia tewas karena melindungi warga tak berdosa Kenya dari serangan teroris," ujar Kepala Kepolisian Kenya Joseph Boinnet.
Tampak pula hadir di pemakaman, istri Farah, Dunia Mohamed, yang tengah hamil sembilan bulan. Pasangan itu sebelumnya telah dianugerahi empat anak.
Farah menjadi tulang punggung keluarga. Selain dengan anak dan istri, bersama Farah juga tinggal kedua orangtuanya yang berusia lanjut. Ibu Farah, Amina Sabdow, tak sanggup berkata-kata ketika mengetahui putranya meninggal dunia.
Mengingat tindakan berani Farah untuk melindungi sesama manusia, sejumlah pihak berkomitmen menanggung keluarga yang ditinggalkan Farah secara finansial. Komitmen itu disampaikan Komisi Guru Kenya dan juga Gubernur Mandera Ali Ibrahim Roba. Mereka berjanji menanggung biaya hidup keluarga Farah dan biaya pendidikan anak-anaknya. "Farah adalah tokoh panutan kita semua," ujar Roba.
Upaya menggalang bantuan bagi keluarga Farah juga dilakukan di jagat maya. Salah satunya, upaya penggalangan dana melalui Twitter dengan tagar #HeroSalah.
Desainer terkenal kelas dunia asal Skotlandia, yang kini menetap di Kenya, Ann McCreath, memberikan pernyataan dukungan lewat #HeroSalah. "Sangat penting untuk mendukung #HeroSalah sebagai simbol Kenya seperti yang kita inginkan bersama," kicau McCreath.
Ancaman Al-Shabab
Gerombolan milisi Al-Shabab sejak lama menjadi ancaman serius bagi sejumlah negara di kawasan Afrika timur, terutama Kenya dan Somalia. Kelompok teroris asal Somalia itu kerap melakukan serangan ke wilayah negara tetangga, Kenya, terutama di wilayah perbatasan.
Pekan lalu, Al-Shabab menyerang kamp pasukan penjaga perdamaian Kenya di barat daya Somalia. Mereka mengklaim berhasil menewaskan sedikitnya 100 tentara Kenya.
Akan tetapi, Pemerintah Kenya menolak menyebut jumlah korban tewas sebenarnya. Sejak 2011, Pemerintah Kenya mengerahkan pasukannya ke Somalia untuk mencegah masuknya milisi Al-Shabab ke Kenya. Namun, hal itu memicu kemarahan kelompok Al-Shabab. Kelompok ini mengancam akan meningkatkan serangannya. (AP/DWA)
Kompas, Minggu, 24 Januari 2016