Saturday 21 September 2019

Sampah Makanan: Langkah Sejumlah Negara Cegah Kemubaziran

Oleh ADITHYA RAMADHAN
Dari tahun ke tahun, populasi dunia kian bertambah. Kebutuhan akan pangan pun terus meningkat, padahal luas area pertanian kian menyusut. Ini satu masalah. Namun, ada problem lain yang juga krusial: tingginya makanan yang terbuang dan jadi sampah.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) memperkirakan, sepertiga makanan yang diproduksi di dunia untuk konsumsi manusia setiap tahun, atau sekitar 1,3 miliar ton, hilang karena menjadi sampah, bukan karena dikonsumsi. Mayoritas makanan itu adalah buah dan sayuran, termasuk umbi-umbian.
Di negara kaya, setiap tahun konsumen membuang 222 juta ton makanan atau hampir menyamai makanan yang diproduksi di Subsahara Afrika, yaitu 230 juta ton. Jika dihitung per kapita, setiap orang di Eropa dan Amerika Utara membuang 95-115 kilogram makanan setahun. Adapun orang di Subsahara Afrika, Asia Selatan, dan Asia Timur membuang 6-11 kilogram tiap tahun.

Friday 20 September 2019

Cemaran NDMA dalam Produk Obat Ranitidin

Pada 13 September 2019, US FDA, EMA, dan Health Canada menerbitkan hasil kajian yang menyebutkan temuan pengotor nitrosamine, yakni N-nitrosodimetilamin (NDMA), dalam kadar kecil di beberapa produk ranitidin, termasuk Zantac.
NDMA tergolong senyawa yang dapat menyebabkan kanker pada manusia (karsinogenik), berdasarkan hasil uji laboratorium. Senyawa ini merupakan kontaminan lingkungan, yang dapat ditemukan dalam air dan makanan, termasuk daging, produk susu, dan sayuran.
Ranitidin adalah penghambat H2 (histamine-2), yang dapat menurunkan produksi asam lambung. Produk obat ini digunakan untuk penyembuhan dan pencegahan tukak pada lambung dan usus, serta pengobatan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Atas informasi ini, pasien diharapkan tidak serta merta menghentikan pengobatan dengan ranitidine. Namun, jika pasien ingin berhenti menggunakan obat ini, direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis supaya mendapatkan alternatif pengganti.

Thursday 5 September 2019

Nekrosis Tepi Daun Kantong Semar

Marginal leaf necrosis atau kematian jaringan daun, dimulai dari area pinggir dan ujung bisa disebabkan kondisi media kurang porous, sistem akar kurang berkembang, dan kelembapan udara terlalu rendah. Penyebab utama adalah ketidakseimbangan antara pasokan air dan kehilangan air. Pelepasan air dari tanaman terjadi lebih cepat dibandingkan suplai air dari akar.
Tanaman kehilangan air terutama melalui transpirasi. Penguapan air melalui permukaan tubuh tanaman, terutama daun, menimbulkan daya isap daun. Ditambah dengan daya dorong akar, air naik membawa nutrisi sampai ke ujung tunas. 
Transpirasi juga berguna sebagai termoregulator, yaitu untuk menjaga suhu tubuh tanaman. Kurang lebih sama seperti keringat. Suhu tanaman yang mengalami transpirasi 6-7 derajat Celsius lebih rendah dibandingkan daun layu. Pemanasan berlebih (overheating) dapat menyebabkan kerusakan kloroplas sehingga mengganggu fotosintesis.

Epinasti Pada Kantong Semar

Daun N. hirsuta ini mengalami epinasti, yakni tepi daun yang menggulung ke bawah, paralel dan mengarah ke tulang daun utama. Kondisi ini umum terjadi pada kantong semar akibat media kurang berpori, tergenang, atau terlalu basah.
Kondisi media seperti itu menyebabkan akar kekurangan oksigen, sehingga menghasilkan etilena. Hormon tanaman ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan sisi permukaan atas (adaxial), lebih cepat dibandingkan sisi permukaan bawah (abaxial) daun. Hasilnya, daun melengkung.
Jika ditemukan tanda seperti ini, ada baiknya mengatur kembali sistem irigasi, misalnya mengurangi jumlah air dalam nampan rendaman atau menurunkan frekuensi dan volume penyiraman. Media yang terlalu menyerap dan banyak menyimpan air atau bahkan memadat dapat diganti media baru yang lebih "kering" dan berpori.