Thursday 5 September 2019

Nekrosis Tepi Daun Kantong Semar

Marginal leaf necrosis atau kematian jaringan daun, dimulai dari area pinggir dan ujung bisa disebabkan kondisi media kurang porous, sistem akar kurang berkembang, dan kelembapan udara terlalu rendah. Penyebab utama adalah ketidakseimbangan antara pasokan air dan kehilangan air. Pelepasan air dari tanaman terjadi lebih cepat dibandingkan suplai air dari akar.
Tanaman kehilangan air terutama melalui transpirasi. Penguapan air melalui permukaan tubuh tanaman, terutama daun, menimbulkan daya isap daun. Ditambah dengan daya dorong akar, air naik membawa nutrisi sampai ke ujung tunas. 
Transpirasi juga berguna sebagai termoregulator, yaitu untuk menjaga suhu tubuh tanaman. Kurang lebih sama seperti keringat. Suhu tanaman yang mengalami transpirasi 6-7 derajat Celsius lebih rendah dibandingkan daun layu. Pemanasan berlebih (overheating) dapat menyebabkan kerusakan kloroplas sehingga mengganggu fotosintesis.
Faktor lingkungan memengaruhi kecepatan transpirasi, antara lain kelembapan udara, suhu, kecepatan angin, dan sinar. Keberadaan kutikula, jumlah dan ukuran daun, serta jumlah stomata pada daun merupakan faktor penentu kecepatan transpirasi dari tanaman itu sendiri. 
Tanaman yang baru datang ada baiknya dikondisikan untuk aklimatisasi. Bisa saja lingkungan asal tanaman lebih lembap daripada tempat kita. Daun sudah terlanjur didesain untuk lingkungan yang lembap, tiba-tiba harus menghadapi kondisi yang lebih kering. Akibatnya, daun mudah kehilangan air. 
Saat datang, tanaman dapat ditempatkan di lokasi yang terang, tidak kena sinar matahari langsung, dan lembap, misalnya dibantu dengan penyungkupan. Kemudian setiap kali telah terbentuk satu atau dua daun baru, tingkat kelembapan diturunkan, paparan sinar matahari langsung ditingkatkan intensitas dan durasinya. Tanaman akan menyesuaikan diri untuk menjaga keseimbangan airnya, misalnya dengan meningkatkan ketebalan lilin kutikula pada permukaan atau mengurangi jumlah stomata.

Perakaran dan pasokan air

Kondisi sistem akar yang kurang baik seperti halnya pompa air yang tidak bisa bekerja mendorong air ke atas. Sementara di bagian atas, penguapan air terus berlangsung. Dalam situasi yang tidak setimbang, output lebih tinggi dibandingkan input, di bagian outlet dapat mengalami kekosongan. Bagian ujung dan pinggiran daun yang mengalami kekurangan air ini dapat mengalami kematian jaringan.
Untuk menghindari ini, kita harus menyiapkan kondisi media yang menunjang perkembangan sistem perakaran yang bagus. Misalnya, dengan menggunakan media yang porous dan menjaga tingkat kebasahannya sesuai yang diminta tanaman.
Seiring pertambahan tinggi tanaman, atau makin banyak percabangan, kebutuhan air semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan air, volume media dapat ditingkatkan untuk mendapatkan kapasitas penyimpanan air yang lebih besar. 
Alternatif jika tidak ingin menggunakan pot yang besar, yang pasti akan memerlukan media yang banyak, adalah dengan meningkatkan frekuensi penyiraman atau menggunakan nampan sebagai reservoir. Langkah ini perlu memperhatikan untuk mencegah media tidak terus menerus dalam kondisi basah, yang bisa berimbas pada gangguan pertumbuhan akar. Menggunakan nampan misalnya, volume air yang diisikan diatur sehingga pada waktu tertentu tidak ada genangan atau tinggal sedikit. 

Terbakar garam

Kelebihan nutrisi dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan, misalnya akibat air penyiram atau media mengandung mineral dalam kadar tinggi. Gejala yang muncul berupa pengeringan pada tepi daun, dengan batas berwarna kuning antara bagian yang menjadi cokelat dan bagian yang masih hijau. Gejala ini yang disebut terbakar garam (salt burn) ini bermula dari ujung daun dan terus menjalar ke pangkal daun.  
Nepenthes ampullaria yang mengalami nekrosis tepi daun akibat ketidaksesuaian dengan lingkungan baru (kiri); Nekrosis tepi daun N. khasiana karena sempat mengalami kekeringan (tengah); N. campanulata terbakar garam karena media mengandung garam tinggi (kanan)
Referensi
Duca M (2015) Plant Physiology. Springer: Switzerland

No comments:

Post a Comment