Sunday 9 September 2018

Luas Daratan Utara Lombok Tambah 400 hektar

Mataram, Kompas - Gempa besar yang terjadi beberapa kali di Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengakibatkan daratan pesisir utara Pulau Lombok meningkat 15-40 sentimeter. Akan tetapi, terjadi penurunan permukaan tanah sekitar 21 sentimeter. Peristiwa itu mejadikan pesisir utara Lombok bertambah luas sekitar 400 hektar.
"Luasan areal yang bertambah baru perkiraan sementara berdasarkan pemodelan setelah gempa bermagnitudo 7,0 pada Minggu (5/8/2018) malam. Untuk itu, perlu penelitian lebih lanjut. Kalau daratan pesisir ada yang naik dan turun, itu pasti,: kata Widjo Kongko, ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dihubungi dari Mataram, Jumat (7/9).
Komentar Widjo Kongko itu diperkuat Danny Hilman Natawijaya, ahli geologi gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Gegar Sapta Prasetya dari Ikatan Ahli Tsunami Indonesia yang sepekan ini melakukan observasi awal di beberapa titik yang terdampak gempa mulai dari utara hingga timur Pulau Lombok.
Menurut Gegar Sapta, proses terjadinya gempa yang diakibatkan sesar naik membuat ada daerah yang permukaan tanahnya naik dan turun, seperti di pesisir utara Pulau Lombok. Hal itu terbukti pada observasi pertama, yakni 10-12 Agustus lalu, saat dilakukan pengukuran profil pantai, pengamatan terumbu karang dan sensor pasang surut. 
Hasilnya, daratan Pantai Teluk Nara, Lombok Utara, dan pelindung pantai (sandbag) ambles. Di Pantai Teluk Odek, dekat Teluk Nara, daratan naik, sedangkan areal belakang teluk ini turun sekitar 20 cm dan tergenang saat pasang meski di pinggir pantai dilengkapi sandbag.
Di Pantai Cemplung, Dusun Lokok Piko, Desa Sambik Jengkel, Lombok Utara, daratan pantainya naik sekitar 37 cm. Hal itu terlihat dari terumbu karang yang semula tenggelam saat air surut, kini tampak saat air surut. Di belakang pantai ini, ada muara sungai yang airnya mengalir lewat jalur baru karena jalur lamanya terangkat dan lumpur bekas sungai itu mengering.
Daratan pantai Dusun Mentareng, Desa Obel-Obel, Lombok Timur, juga naik. "Sebelum gempa, saya duduk di sini (berugak) kelihatan semua ombak (bergulir) ke pinggir pantai. Sekarang pantainya agak curam," ujar Titin, warga Mentareng.
Di Pantai Pademekan, Desa Belanting, Lombok Timur, terumbu karang naik sekitar 50 cm karena terangkat gempa sehingga menjadikan batas air berkurang sekitar 5 meter. Kondisi ini terlihat sepanjang 400 meter x 350 meter ke timur-barat pantai. Di titik ini saja daratan bertambah 20 hektar, belum termasuk titik lain yang terangkat oleh gempa dan memerlukan penelitian lanjutan.
Pulau Lombok dilanda sejumlah gempa besar beruntun pada 29 Juli, 5 Agustus, dan 19 Agustus. Pusat gempa tersebut berada di utara Pulau Lombok. Berdasarkan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa termasuk dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Busur Belakang Flores.
"Gempa yang besar-besar itu hampir semuanya sudah keluar. Optimismenya, sekarang ini, jalur sumber gempa Lombok Utara menuju kestabilan, sudah mulai menenang, dan insya Allah nanti habis energi gempanya," ujar Danny. Jika dihitung periode ulang gempa besar, diperkirakan terjadi 50-100 tahun kemudian. (RUL/ZAK)
Kompas, Sabtu, 8 September 2018

No comments:

Post a Comment