Air apa yang cocok untuk menyiram tanaman karnivora (tavor)?
Pertanyaan ini seringkali diajukan petanam tavor pemula. Secara umum, tavor memerlukan
air dengan kandungan garam mineral terlarut rendah. Banyaknya mineral terlarut dalam
air biasa dinyatakan sebagai TDS (total
dissolved solids) dalam satuan ppm (part
per million). Sebenarnya, TDS tidak hanya terbatas pada mineral, tetapi
juga bahan-bahan organik yang terlarut dalam air. Namun, TDS dinilai memudahkan
dalam pengukuran dan memberikan batas aman kandungan mineral terlarut.
Air yang aman untuk tavor memiliki TDS di bawah 100 ppm.
Lebih rendah lebih baik. Air dengan kandungan mineral tinggi, seperti air
sadah, berpotensi menimbulkan masalah pada tavor. Penggunaan nampan yang biasa
dipraktekkan dalam pemeliharaan tavor berpotensi menimbulkan penimbunan mineral
pada media. Air yang tertampung akan menguap, meninggalkan mineral. Demikian saat
penyiraman berikutnya, sehingga mineral yang tertinggal semakin banyak.
Penumpukan mineral ini dapat menyebabkan kerusakan akar dan gangguan kesehatan tanaman
pada keseluruhan karena tavor hidup pada substrat dengan kandungan mineral
bebas yang rendah.
Air yang sesuai kriteria dan murah adalah air hujan. Namun, di
daerah perkotaan padat lalu lintas dan dekat kawasan industri, air hujan
pertama setelah lama tidak hujan sebaiknya tidak ditampung karena banyak membawa
kotoran dari angkasa. Air AC atau dehumidifier yang merupakan hasil kondensasi bisa
digunakan sebagai alternatif.
Air hasil demineralisasi dan air destilasi juga bisa
digunakan, misalnya air aki tutup biru. Air hasil demineralisasi dimurnikan melalui
proses kimia untuk menghilangkan kandungan mineralnya. Sedangkan air destilasi
menggunakan panas untuk menghasilkan uap yang kemudian diembunkan. Air RO (reverse-osmosis) juga sesuai untuk tavor dan bisa dibuat di rumah dengan perangkat yang ringkas tetapi tidak murah.
Pemurnian air dilakukan dengan cara mendorong air melalui membran semipermeabel,
sehingga menghasilkan air dengan kadar pengotor di bawah 10 ppm.
Penggunaan air dalam kemasan dan isi ulang harus
memperhatikan informasi pada label untuk pemilihannya. Air dengan klaim “air
mineral (mineralized water)”, “air pegunungan
(mountain water)”, “bersumber dari
mata air (spring water)”, atau “air
alkali (alkaline water)” harus
dihindari untuk digunakan.
Bagaimana dengan air sumur dan air tanah? Kualitas dan kadar
mineral air ini bisa berbeda antarlokasi dan berubah saat musim berganti. Air
dengan TDS di atas 100 ppm sebaiknya tidak digunakan langsung untuk penyiraman
tavor. Demikian pula dengan air ledeng atau air PDAM.
Referensi
D’Amato P
(2013) The Savage Garden–Revised.
Berkeley: Ten Speed Press
Hewitt-Cooper
N (2016) Carnivorous Plants: Gardening
with Extraordinary Botanicals. Portland: Timber Press
No comments:
Post a Comment