Kutu putih atau mealybugs (Hemiptera, Sternorrhyncha, Coccoidea, Pseudococcidae, dan Putoidae) adalah serangga pengisap cairan tanaman, bertubuh kecil dan lunak, yang tertutup lilin lengket seperti tepung putih. Adanya serbuk lilin ini yang mengilhami penamaan mealybug atau serangga bertepung.
Pada kantong semar, kutu putih paling doyan menyerang bagian ujung tunas dan calon kantong. Imbasnya, daun dan kantong baru memiliki bentuk yang tidak normal, berlekuk-lekuk. Secara umum, tanaman akan mengalami gangguan pertumbuhan.Kutu putih tidak memilih-milih bagian tanaman untuk diserang. Infestasi berat teramati seperti gumpalan kapas pada area batang, bawah daun, ketiak daun, bahkan hingga di dalam kantong.
Serangga ini mengisap cairan dari floem dalam jumlah besar. Sebagian cairan akan dikeluarkan dari tubuh kutu sebagai madu. Cairan manis ini menarik semut untuk menjadi penggembala, yang menjaga dari predator dan membantu memindahkan kutu ke tanaman lain. Selain itu, madu kutu juga membantu pertumbuhan jamur jelaga.
Umumnya kutu putih menunjukkan dimorfisme seksual. Beberapa spesies dapat melakukan partenogenesis. Kutu putih, tergantung spesies, bisa berkembang biak secara ovipar, vivipar, atau ovovipar. Cuaca panas menunjang perkembangbiakan kutu putih sehingga pada kondisi ini bisa terjadi ledakan populasi.
Telur biasa ditempatkan dalam massa lilin seperti kapas. Kutu putih mengalami metamorfosis tidak sempurna. Kutu betina memiliki tiga nimfa instar, sedangkan kutu jantan empat nimfa instar.
Telur menetas setelah inkubasi antara 5-8 hari. Anak kutu yang baru menetas atau nimfa instar pertama disebut crawler, karena aktif bergerak mencari tempat atau tanaman baru. Crawler juga mudah diterbangkan angin, sehingga area penyebaran semakin luas. Awalnya tubuh crawler belum tertutup lilin sehingga mudah dibunuh dengan insektisida. Dalam waktu dua hari, tubuh mulai tertutup lapisan lilin.
Bentuk dewasa atau imago betina dan jantan berbeda sama sekali. Kutu putih dewasa betina memiliki tubuh memanjang, oval, bersegmen jelas, tidak bersayap, dan memiliki mulut untuk mengisap cairan tanaman.Sedangkan kutu putih dewasa jantan bertubuh ramping, dengan antena multisegmen sepanjang setengah ukuran tubuh, bersayap panjang keruh, dan tidak bermulut. Tugas pejantan hanya terbang mencari jodoh dan kawin.
Ada banyak predator untuk kutu putih, termasuk di antaranya ladybug dan tomcat. Namun, predator ini sulit mendekat jika ada semut penggembala yang berjaga. Selain itu, tanaman kantong semar memberikan bahaya sendiri bagi semua serangga, termasuk predator.
Kutu putih menghasilkan embun madu, yang bisa menjadi sumber karbohidrat bagi semut. Bisa dikatakan, embun madu ini merupakan pengikat hubungan mesra antara keduanya. Hubungan ini dapat direnggangkan dengan pemberian gula untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat semut. Akibatnya, penjagaan semut menurun dan predator alam dapat menyerang kutu putih (Parrilli et al, 2021). Bahkan, dengan kebutuhan karbohidrat telah tercukupi, semut dapat memakan kutu putih untuk dijadikan sumber protein (Perez-Rodriguez et al, 2021).
Lapisan lilin pada permukaan tubuh melindungi kutu dari cairan insektisida. Kondisi ini sama seperti air yang diteteskan pada kertas berminyak. Untuk mengatasi ini, cairan insektisida sebaiknya ditambah perekat seperti APSA 0,1 mL/L atau sabun cuci piring non-deterjen 2 mL/L. Bahan sabun ini dapat meluruhkan lapisan lilin dan meningkatkan area kontak cairan insektisida pada permukaan tubuh kutu. Penyemprotan sebaiknya diulang hari kelima setelah penyemprotan sebelumnya untuk membunuh kutu yang baru menetas dan sisa kutu yang tidak terjangkau karena bersembunyi. Kutu bisa aman tersembunyi di lekukan daun dan di balik peristom kantong.
Di area terbuka, penyemprotan cukup dengan larutan sabun cuci piring non-detergen pada pagi hari. Karena lapisan lilin pelindung meluruh, panas sinar matahari menyebabkan kutu kehilangan banyak cairan dan mati mengering. Untuk infestasi ringan, penanganan dapat dengan cairan alkohol 70% yang dioleskan dengan kapas atau disemprotkan ke tubuh kutu. Patroli rutin perlu dilakukan sama seperti penyemprotan ulang.
Langkah perlindungan lain adalah dengan menggunakan tanaman pengalih hama (bug decoy plant). Tanaman ini lebih dipilih kutu untuk diserang dibandingkan tanaman kantong semar. Contoh tanaman yang dapat digunakan adalah anting-anting (Acalypha indica) dan meniran (Phyllanthus niruri). Tanaman pengalih perhatian dibiarkan tumbuh di sekitar, sebaiknya tidak dalam satu pot yang sama dengan tanaman yang dilindungi. Jika tanaman sudah penuh kutu, sebaiknya pengendalian dengan insektisida, air sabun, atau alkohol dilakukan.
Referensi:
Mani M, Shivaraju C (2016) Mealybugs and their Management in Agricultural and Horticultural Crops. Springer: New Delhi
Parrilli M, Profeta M, Casoli L, Gambirasio F, Masetti A, Burgio G (2021) Use of sugar dispensers to disrupt ant attendance and improve biological control of mealybugs in vineyard. Insects 12(4): 330
Perez-Rodriguez J, Pekas A, Tena A, Wackers FL (2021) Sugar provisioning for ants enhances biological control of mealybugs in citrus. Biol. Control 157: 104573
No comments:
Post a Comment