Sunday, 27 August 2017

Desa Inspiratif: Nyalakan Rokokmu, Enyahlah Kau...

Desa Guaeria di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, adalah tempat di mana api rokok takkan pernah bisa menyala. Sebuah pulau yang penduduknya takkan pernah mengizinkan asap rokok melayang-layang di ruang udara mereka.
Ungkapan itu berlaku secara harfiah. Artinya, jika ada orang yang ingin mengisap rokok, yang bersangkutan mesti melakukannya di luar wilayah pulau itu. Entah harus buru-buru menuju kapal di perairan luar pulau itu ataupun segera berlayar menuju pulau terdekat.

Cureng, Pesawat Militer Pertama RI

Oleh IWAN SANTOSA
Republik Indonesia yang baru berdiri tanggal 17 Agustus 1945 berusaha membangun kemandirian di semua lini, termasuk bidang dirgantara. Para pemuda pejuang di Yogyakarta pada Oktober 1945 menguasai Pangkalan Udara Maguwo (kini Lanud Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Adisutjipto) dan berhasil menguasai 50 pesawat latih lanjut Chukan Renssuki atau Churen yang dalam pelafalan Indonesia disebut Cureng. Orang Jepang menjulukinya Aka Tombo atau Capung Merah karena warna oranye yang khas dimiliki Churen.

Sunday, 20 August 2017

Mahatma Gandhi

Oleh TRIAS KUNCAHYONO
Jumat sore, 30 Januari 1948. Saat itu, pukul 17.10. Dengan agak tertatih-tatih, didampingi kemenakan perempuan, Abha, dan cucu perempuan, Manu, karena baru saja mengakhiri mogok makan, Gandhi berjalan menuju lapangan rumput Birla House, tempat tinggalnya di New Delhi.

Friday, 18 August 2017

Jalan Berliku Pesawat N219

Langit biru dan hangatnya mentari pagi menyelimuti Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Rabu (16/8).
Ratusan karyawan PT Dirgantara Indonesia berdiri berjajar di depan Hanggar Fixed Wing dan tepi landas pacu. Wajah mereka bersemangat dan penuh kebahagian meski ada pula ketegangan.
N219.jpg
Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia dan Lapan terbang perdana di Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/8). Pesawat ini menjadi pembuktian bagi Indonesia karena seluruh pengerjaan N219, mulai dari rancang bangun, pengetesan, sertifikasi, hingga produksi, dilakukan anak bangsa, tanpa asistensi teknik dari bangsa asing. (Kompas/Rony Ariyanto Nugroho)

Uji Terbang Pesawat N219 Karya Anak Bangsa

Sunday, 13 August 2017

Awal Kedatangan Manusia di Nusantara

Oleh AHMAD ARIF
Berada di zona tropis yang dilimpahi kekayaan alam, Nusantara telah menarik manusia sejak zaman purba. Ahli genetik Inggris, Stephen Oppenheimer (1998), menyebutnya sebagai surga di timur yang telah dihuni manusia modern (”Homo sapiens”) jauh sebelum penghunian Eropa, apalagi Amerika. Namun, Nusantara juga menyimpan bencana alam katastropik yang mengubur jejak kehidupan.
situs goa lida ajer.jpg

Pu Luo Chung

Suatu ketika, di suatu masa, demikian menurut legenda, ada seorang lelaki bernama Sri Tri Buana atau Sang Nila Utama. Ia diceritakan sebagai putra pasangan Sang Sapurba dan Wan Sundaria, anak Demang Lebar Daun, penguasa Palembang pada masa itu. Sang Nila Utama menikahi seorang perempuan dari Bintan, Wan Sri Bini. Dan, tinggal di Bintan.
Pada suatu hari, ia berburu di sebuah pulau di lepas pantai Pulau Sumatera. Ia melihat seekor rusa. Rusa itu hendak dipanahnya, tetapi rusa telah lari sebelum panah dilepaskan. Sang Nila Utama mengejar rusa. Ia menaiki sebuah batu besar untuk mencari di mana gerangan rusa yang diburunya itu. Ketika Sang Nila Utama berdiri di atas batu besar, ia melihat ada pulau di seberang lautan. Pulau kecil itu berpantai bersih, putih, bagaikan selembar kain. Seorang pengawalnya mengatakan, pulau itu bernama Temasek.