Saturday 22 May 2021

Waspadai Potensi Keberadaan Celah Seismik di Selatan Jawa Timur

Oleh DAHLIA IRAWATI/DEFRI WERDIONO/AGNES SWETA PANDIA

MALANG, KOMPAS — Daerah rawan gempa bumi di selatan Jawa Timur diminta mewaspadai potensi keberadaan zona gelap kegempaan atau celah seismik (seismic gap). Alasannya, zona itu rentan memicu kerusakan sangat besar bila tidak diperhatikan.

Celah seismik adalah kawasan aktif tektonik dan pernah menyebabkan gempa di masa lalu. Namun, seiring waktu, gempa lama tidak terjadi di kawasan itu. Karena karakteristiknya, potensi bahayanya sangat rawan dilupakan banyak pihak.

”Zona patahannya sama, tetapi tidak terjadi gempa. Artinya, energi gempa itu tersimpan. Jangan sampai saat terjadi gempa, daya lentingnya lebih parah,” kata pakar kebencanaan Universitas Brawijaya, Adi Susilo, Sabtu (22/5/2021).

Namun, Adi berharap semua pihak diminta tidak berlebihan menyikapi hal ini. Kepanikan, menurut dia, justru bisa menimbulkan bencana tersendiri. ”Yang dibutuhkan adalah kewaspadaan bersama,” katanya.

Terkait gempa yang kembali terjadi di selatan Jatim, Adi mengatakan, hal itu dipicu lempeng kuno. Kondisinya sudah tua dan jenuh sehingga rawan bergerak.

Gempa Blitar semula diketahui berkekuatan M 6,1. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan datanya menjadi M 5,9. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63 Lintang Selatan dan 112,34 Bujur Timur atau di laut pada jarak 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar. Kedalaman pusat gempa diperkirakan berjarak 110 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa yang terjadi merupakan jenis menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menumbuk Lempeng Eurasia. Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa tersebut memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser (oblique thrust fault).

Adi mengatakan, masyarakat diharapkan tidak panik menyikapi kejadian ini.  Kejadian itu memperlihatkan, energi gempa tidak menumpuk dan bisa terlepas. Selain itu, dampaknya relatif tidak sebesar kejadian di Malang pada April 2021.

”Gempa Blitar terjadi di Zona Benioff dengan energi lebih rendah dan kedalaman lebih dalam. Dampaknya tidak terlalu besar” kata Profesor Bidang Ilmu Geofisika Kebencanaan dan Sumber Daya Alam Universitas Brawijaya itu.

Adi mengatakan, daerah terdampak terparah saat gempa bumi Malang adalah kawasan berdasar batu lempung atau padas. Alasannya, batu lempung dan padas biasanya akan mengamplifikasi (menguatkan) guncangan gempa. ”Berbeda dengan daerah dasar pasir yang mampu meredam kekuatan gempa,” ujarnya.

Menurut Adi, daerah dengan dasar batuan padas tersebar di beberapa daerah di Malang Selatan, seperti Simojayan Ampelgading, dan Majang Tengah Tirtoyudo. Daerah-daerah tersebut terdampak kerusakan parah akibat gempa.

Kerusakan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyebutkan ada 130 rumah rusak berat, sedang, hingga ringan. Selain itu, 19 fasilitas umum, seperti sekolah, fasilitas kesehatan, kantor desa, terdata rusak.

”Ada enam kabupaten/kota yang paling terasa getaran, yaitu Kabupaten/Kota Blitar, Malang, Nganjuk, Lumajang, Tulungangung. Namun, ada tujuh kabupaten/kota yang melaporkan dampak kerusakan. Daerah itu adalah Kota Malang dan Kota Pasuruan, Jember, Malang, Blitar, Lumajang, dan Pasuruan,” kata Satrio Nurseno, Kepala Seksi Kedaruratan di BPBD Jatim.

Kabupaten Blitar terdampak paling parah. Di daerah yang paling dekat dengan episentrum gempa ini kerusakannya merata di 19 kecamatan. Terdata 101 rumah rusak. Selain itu, 10 fasilitas umum, seperti pendidikan, puskesmas, kantor polisi, hingga tempat ibadah, juga rusak.

Di Kabupaten Malang, 20 kecamatan terdampak dengan 27 rumah dan 5 fasiltas umum rusak. BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan 15 rumah rusak sedang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Raditya Jati mengatakan, penanganan pascagempa masih dilakukan. Tercatat ada empat gempa susulam pada Jumat malam. Gempa susulan tercatat M 2,7, M 2,9, M 3,1, dan M 2,8 dengan pusat gempa berbeda.

”Sabtu pagi, sudah ada tiga kali gempa susulan di Blitar dan sekitarnya. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama memeriksa kondisi rumahnya masing-masing,” katanya.

No comments:

Post a Comment