Monday 4 November 2019

Beginilah Tanda-Tanda Angin Puting Beliung

Puting beliung adalah fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai, keluar dari awan Cumulonimbus (CB), dan terjadi di daratan (jika terjadi di perairan dinamakan Water Spout). Namun, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung, ada kondisi tertentu seperti ketika kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu, yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil.

Puting beliung di Dusun Terung Kulon, Keboharan, Krian, Sidoarjo tertangkap kamera, Rabu (15/2/2017). Foto: Somek Radisa/Suara Surabaya

Tanda-tanda akan terjadi puting beliung:

  1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  2. Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah.
  3. Umumnya mulai pukul 10 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  4. Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (CB).
  5. Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri, ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.
  6. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
  7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan lebat tiba-tiba. Apabila hujan gerimis, berarti kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
  8. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa pancaroba, ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun akan diikuti angin kencang, baik yang masuk kategori puting beliung maupun yang tidak.

Karakteristik puting beliung/angin kencang berdurasi singkat:

  1. Sangat lokal, luasannya berkisar 5-10 km.
  2. Waktunya singkat, umumnya sekitar atau kurang dari 10 menit lamanya.
  3. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.
  4. Kemungkinan kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
  5. Sangat sulit diprediksikan karena sifat kejadian fenomenanya sangat lokal.
  6. Proses terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan Cumulonimbus (CB).

Himbauan untuk mengantisipasi puting beliung:

  1. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut.
  2. Memperkuat bagian atap rumah yang rapuh karena sangat mudah sekali terhempas oleh puting beliung, sedangkan atap rumah yang permanen kemungkinannya kecil untuk terhempas.
  3. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, padahal sebelumnya cerah, sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut.
  4. Cepat berlindung dalam ruangan yang kokoh, hindari berdiri di dekat pepohonan yang berpotensi roboh, atau menjauh dari lokasi kejadian karena fenomena tersebut sangat cepat terjadi.
  5. Untuk jangka panjang pohon di pinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin, dsb

Siaran Pers BMKG: Tahun 2020, Tidak Ada Potensi Anomali Iklim

No comments:

Post a Comment