Thursday 18 February 2016

Andrei, Khonghucu Pertama Menjabat Ketua DPRD Sulut

Oleh JEAN RIZAL LAYUCK
Gedung DPRD Sulawesi Utara, Selasa (16/2), menampung sekitar 400 orang penuh sesak dijejali tamu dan undangan. Nyaris tidak ada area kosong. Beberapa tamu dan wartawan terlihat berdiri meski petugas telah menambah seratus kursi menghadiri ritual pelantikan Ketua DPRD Sulawesi Utara Andrei Angouw, orang Khonghucu pertama yang menjadi pejabat publik.
Andrei-Angouw-di-VIP1.jpg
Andrei Angouw
Acara pelantikan Andrei yang dilahirkan di Manado, 23 Mei 1971, agak berbeda dari biasanya. Aroma dan asap dupa terbakar di altar memenuhi ruang pelantikan. Bagi Hengky Wijaya, tokoh masyarakat Tionghoa di Manado, prosesi pelantikan Andrei mengingatkan dirinya kepada sosok Abdurrahman Wahid, mantan Presiden Indonesia, yang tahun 2001 mengakui secara resmi Khonghucu sebagai salah satu agama di Tanah Air.
Gus Dur memberi kebebasan budaya dan Khonghucu menjadi agama resmi di Indonesia. "Luar biasa, ini yang pertama ritual konfusianisme masuk dalam upacara resmi pemerintah. Saya mendadak ingat Gus Dur," kata Hengky Wijaya.
Tiga hio yang terbakar di altar kemudian dipegang Honny Bagi, Ciaw Zhen atau imam Khonghucu di Manado yang maju ke depan mendampingi Andrei yang memakai setelan jas hitam dasi merah. Honny tak lupa membawa Shuzi, kitab suci Khonghucu, saat Andrei disumpah Ketua Pengadilan Tinggi Manado Mabruq Nur.
Andrei Angouw pun berterima kasih kepada Ketua DPP PDI-P Megawati Soekarno Putri yang memilih dirinya menjadi Ketua DPRD Sulut. Sebelumnya, Ketua DPD PDI-P Sulut Olly Dondokambey menyodorkan lima nama calon ketua.
Di antara lima calon terdapat nama Adriana Dondokambey, kakak kandung Olly Dondokambey dan Teddy Kumaat, mantan Wakil Wali Kota Manado tahun 2000-2005. "Kami tidak melihat latar belakang, siapa yang layak kami usulkan ke DPP. Ternyata Ibu Megawati memilih Andrei," tukas Dondokambey.
Andrei adalah sosok pengusaha hotel yang bergabung dengan PDI-P sejak tahun 2005. Darah pengusaha ditularkan ayahnya, Eddy Ang, yang dikenal sebagai pedagang cengkeh dan kopra di Manado.
Pria yang beristrikan Irene Pinontoan dan memiliki empat anak ini merupakan salah seorang intelektual dalam partainya. Ia meraih gelar master of science di engineering management dari Universitas of Southern California Amerika Serikat. Andrei bersekolah di SD Frater Don Bosco hingga SMA di Manado.
Ajaran konfusius dipahami Andrei adalah berjiwa sosial serta menghormati orangtua, keluarga, sahabat, dan masyarakat. Menjadi politisi adalah salah satu pintu untuk berjuang bagi masyarakat. "Apabila orang menganggap politik itu kotor, mari kita singkirkan debu kotor agar tidak menimpa kita."
Menurut Dondokambey, yang juga Gubernur Sulut, partainya mendapat jatah sebagai ketua DPRD Sulut setelah memenangi 13 kursi dalam pemilihan legislatif tahun 2014. Andrei mengisi kursi kosong yang ditinggalkan Steven Oktovianus Kandouw, yang terpilih sebagai Wagub Sulut 2016-2021.
Dondokambey mengatakan, pluralisme telah lama hidup dan menjadi cermin hidup masyarakat Sulut. Dikatakan, pelantikan Andrei menunjukkan PDI-P terbuka atas hak sipil warga negara Indonesia tanpa terkecuali.
Dalam sebuah era pemerintahan, Sulawesi Utara beberapa kali dipimpin pejabat beragama Islam tanpa ada persoalan. Penjabat Gubernur Sulawesi Utara Soni Sumarsono, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, memimpin Sulut selama lima bulan menggantikan SH Sarundajang. Posisi sekretaris provinsi dijabat Rahmat Mokodongan asal Bolaang Mongondow juga beragama Islam.
"Agama dan suku tidak menjadi ukuran bagi masyarakat Sulut meraih jabatan publik. Orang lain boleh merasa risi, tetapi masyarakat Sulut menganggap itu hal biasa," katanya.
Di masa era pemerintahan Gubernur SH Sarundajang (Minahasa), 2005-2015, diciptakan birokrasi segitiga emas, memilih Wagub Djauhari Kansil asal Sangihe dan Rahmat Mokodongan asal Bolaang Mongondow.
Sumarsono menyebut terpilihnya Andrei sebagai Ketua DPRD Sulut mewarnai proses pemerintahan Sulut menjadi Sulut hebat. "Di Indonesia hanya di Sulut yang ketua DPRD- nya beragama Khonghucu. Ini namanya Sulut hebat," katanya.

Kompas, Jumat, 19 Februari 2016

No comments:

Post a Comment